Wakil PM Afghanistan Mullah Abdul Ghani Baradar Muncul dalam Video untuk Bantah Kabar Kematiannya
Mullah Abdul Ghani Baradar, muncul dalam sebuah video untuk menyangkal kabar kematiannya akibat bentrokan dengan faksi saingan Taliban.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Petinggi Taliban yang menjabat sebagai wakil perdana menteri Afghanistan, Mullah Abdul Ghani Baradar, muncul dalam sebuah video untuk menyangkal kabar kematiannya akibat bentrokan dengan faksi saingan Taliban.
Dilansir BBC.com, salah satu pendiri Taliban itu tidak terlihat di depan publik selama beberapa hari.
Muncul kabar tentang adanya pertikaian internal antara para pemimpin Taliban, yang melibatkan Baradar dan faksi saingan yang setia pada jaringan Haqqani.
Namun dalam wawancara baru, Baradar membantah laporan perselisihan internal itu.
"Tidak, ini tidak benar; saya baik-baik saja dan sehat," kata Baradar, ketika ditanya apakah dia terluka.
"Saya keluar dari Kabul dan saya tidak memiliki akses ke internet untuk membantah berita palsu itu," tambahnya.
Baca juga: Kepala BNPT: Kelompok Garis Keras di Indonesia Mulai Alihkan Dukungan dari ISIS ke Taliban
Baca juga: Prancis Umumkan Pasukannya Berhasil Bunuh Pemimpin ISIS di Sahara
Video yang diposting di Twitter oleh kantor politik Taliban di Doha itu, menunjukkan Baradar duduk di sofa di sebelah pewawancara televisi negara, sambil memegang selembar kertas.
"Alhamdulillah hubungan kami baik satu sama lain dan kami saling menghormati. Hubungan kami bahkan lebih baik dari keluarga," katanya.
Sebelumnya diberitakan, juru bicara Taliban Suhail Shaheen juga membantah kabar Mullah Abdul Ghani Baradar terbunuh atau terluka dalam bentrokan.
"Dia mengatakan itu bohong dan sama sekali tidak berdasar," kata Shaheen dalam sebuah pesan di Twitter seperti yang dilansir Reuters.
Perpecahan Internal
Sebelum kabar tewasnya Baradar, isu perpecahan Taliban juga muncul di badan pemerintahan yang baru saja dibentuk.
Dirumorkan Baradar bentrok dengan pendukung Sirajuddin Haqqani, yang diangkat sebagai menteri dalam negeri.
Baca juga: HAM PBB: Taliban Melanggar Janji Termasuk Soal Hak Perempuan
Baca juga: Perempuan Afghanistan Ramai-ramai Protes di Medsos Khawatir Dipaksa Pakai Burqa oleh Taliban
Taliban pun telah berulang kali membantah spekulasi tentang perpecahan internal.