Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wakil PM Afghanistan Mullah Abdul Ghani Baradar Muncul dalam Video untuk Bantah Kabar Kematiannya

Mullah Abdul Ghani Baradar, muncul dalam sebuah video untuk menyangkal kabar kematiannya akibat bentrokan dengan faksi saingan Taliban.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Wakil PM Afghanistan Mullah Abdul Ghani Baradar Muncul dalam Video untuk Bantah Kabar Kematiannya
Screenshot Twitter
Baradar muncul dalam video. Mullah Abdul Ghani Baradar, muncul dalam sebuah video untuk menyangkal kabar kematiannya akibat bentrokan dengan faksi saingan Taliban. 

Terakhir kali dia terdengar adalah pada Mei, pada Idul Fitri, ketika dia berbicara melalui juru bicara Taliban, menurut surat kabar Tribune Pakistan.

Ia mendesak warga Afghanistan bersatu untuk pembangunan kembali tanah air dan menjanjikan sistem Islam inklusif, tanpa risiko hak-hak yang dilanggar.

3. Mullah Abdul Ghani Baradar - wakil perdana menteri

Foto ini diambil pada 29 Februari 2020, menunjukkan salah satu pendiri Taliban, Mullah Abdul Ghani Baradar berbicara pada upacara penandatanganan perjanjian AS-Taliban di ibukota Qatar, Doha.
Foto ini diambil pada 29 Februari 2020, menunjukkan salah satu pendiri Taliban, Mullah Abdul Ghani Baradar berbicara pada upacara penandatanganan perjanjian AS-Taliban di ibukota Qatar, Doha. (KARIM JAAFAR / AFP)

Baradar, yang sebelumnya dipandang sebagai pemimpin politik kelompok itu, akan menjadi salah satu dari dua wakil Akhund, bersama dengan Abdul Salam Hanafi.

Baradar telah menjadi tokoh kunci dalam negosiasi yang mengarah pada kesepakatan dengan pemerintahan Trump yang mendorong penarikan AS, membuka jalan bagi kemajuan Taliban.

Ia terlihat bertemu dengan pejabat di Doha, China dan Moskow.

Ia dibebaskan dari penjara di Pakistan pada tahun 2018, setelah mendekam di sana sejak 2010.

Berita Rekomendasi

Baradar adalah satu dari dua pendiri Taliban yang masih hidup, yang secara pribadi ditunjuk sebagai wakil oleh pendiri lainnya, Mullah Mohammed Omar.

Baradar mendarat kembali di Kandahar, tempat kelahiran gerakan Taliban, mengakhiri 20 tahun pengasingan, setelah sebelumnya melarikan diri ke negara tetangga Pakistan setelah invasi pimpinan AS pada 2001.

Selama pemerintahan kelompok itu tahun 1996-2001, dia tidak memiliki peran resmi pemerintah tetapi berjuang bersama Omar.

Ia memimpin Taliban untuk merebut kekuasaan pada tahun 1996 dan selama pemberontakan di tahun-tahun berikutnya.

4. Muhammad Yaqoob - menteri pertahanan

Sebagai putra tertua Mohammed Omar - pendiri Taliban dan Emir (Pemimpin Tertinggi) asli dari pemerintahan pertama Taliban - Yaqoob memiliki rasa hormat yang signifikan di antara jajaran Taliban.

Seorang etnis Pashtun, dia adalah salah satu dari dua wakil pemimpin tertinggi saat ini.

Tetapi ia hanya seorang anak laki-laki biasa ketika Taliban sebelumnya berkuasa dan mengenyam pendidikan di Pakistan.

Setelah dewasa, dia telah menjadi komandan militer, menurut Pakistan Today, dan termasuk dalam Syura Rehbari sebelum naik pangkat dengan cepat.

Pada tahun 2020, majalah Foreign Policy mengatakan bahwa Yaqoob menjadi pemimpin seluruh Taliban setelah Akhundzada terinfeksi COVID-19.

Menurut seorang analis yang berbicara dengan Radio Free Europe, Yaqoob adalah pendukung negosiasi dan mendapat dukungan dari Arab Saudi dalam pendakiannya ke puncak, dan bahwa Riyadh telah memberinya dukungan.

5. Sirajuddin Haqqani - menteri dalam negeri

Sirajuddin Haqqani masuk dalam daftar buronan FBI atas serangan teroris
Sirajuddin Haqqani masuk dalam daftar buronan FBI atas serangan teroris (FBI)

Sirajuddin merupakan pemimpin jaringan Haqqani, setelah ayahnya, Jalaluddin Haqqani, dilaporkan meninggal antara tahun 2016 dan 2018.

Sebagai wakil pemimpin Taliban yang diproklamirkan, Sirajuddin sebelumnya mengawasi pertempuran bersenjata melawan pasukan Amerika dan koalisi, yang dilaporkan dari sebuah pangkalan di Waziristan Utara di Pakistan.

Dia dicari oleh FBI sehubungan dengan serangan Januari 2008 di sebuah hotel di Kabul, Afghanistan, yang menewaskan enam orang, termasuk seorang warga negara Amerika.

Ia juga diduga merencanakan upaya pembunuhan terhadap presiden Afghanistan saat itu, Hamid Karzai, pada tahun 2008.

Sirajuddin menulis sebuah opini untuk New York Times pada tahun 2020, menguraikan apa yang dicari Taliban dari negosiasinya dengan pemerintahan Trump.

Ia mengatakan bahwa Taliban menawarkan "sistem politik inklusif di mana suara setiap orang Afghanistan tercermin".

Tetapi pada bulan Maret tahun ini, dia terdengar dalam pidato siaran memuji kinerja pengikutnya di medan perang, yang dia sebut akan "menghancurkan arogansi kaisar pemberontak dunia".

6. Zabihullah Mujahid - menteri informasi

Juru Bicara Taliban, Zabihullah Mujahid
Juru Bicara Taliban, Zabihullah Mujahid (AFP)

Juru bicara utama Taliban setelah jatuhnya Kabul, Mujahid adalah sosok yang mengumumkan posisi kabinet kepada dunia.

Setelah pengambilalihan, Mujahid adalah wajah publik dari kelompok yang berusaha menampilkan citra moderat itu.

Selama bertahun-tahun, ia menjadi sosok bayangan yang mengeluarkan pernyataan atas nama militan.

Ia berjanji tidak berusaha membalas dendam kepada pemberontak dan bahwa "semua orang dimaafkan".

7. Amir Khan Muttaqi - menteri luar negeri

Amir Khan Muttaqi tahun 2001
Amir Khan Muttaqi tahun 2001 (via Sky News)

Muttaqi adalah anggota tim negosiasi di Qatar, yang terlibat dalam pembicaraan dengan utusan AS.

Muttaqi sebelumnya adalah menteri pendidikan di pemerintahan Taliban pada tahun 2001.

Ia pernah mengadakan konferensi pers dengan AK-47 di mejanya saat AS bersiap untuk menyerang saat dia bersumpah bahwa Taliban akan melawan serangan pasukan darat.

Pria 51 tahun kelahiran Helmand itu juga menjabat sebagai menteri informasi dan kebudayaan dan dilaporkan sebagai salah satu pemimpin senior Taliban yang mengadakan pembicaraan dengan Abdullah Abdullah dan Hamid Karzai setelah jatuhnya Kabul.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Berita lainnya seputar Konflik di Afghanistan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas