AS dan Australia Bentuk Aliansi Keamanan Indo-Pasifik, Perancis Merasa Ditikam dari Belakang
Aliansi keamanan Indo-Pasifik yang baru diumumkan Inggris, Amerika Serikat, dan Australia mendapat banyak kritikan dari sejumlah negara.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Aliansi keamanan Indo-Pasifik yang baru diumumkan Inggris, Amerika Serikat, dan Australia mendapat banyak kritikan dari sejumlah negara.
Dilansir BBC, kesepakatan tersebut dipandang sebagai upaya melawan China.
Diketahui Australia akan mampu membangun kapal selam bertenaga nuklir dengan pakta bersama Inggris dan AS ini.
Langkah ini turut menyulut kemarahan dari Prancis yang sempat menjalin kesepakatan proyek kapal selam dengan Australia.
Prancis merasa "ditikam dari belakang" oleh pemerintah Negeri Kangguru, sementara China menuduh tiga negara punya "mentalitas Perang Dingin".
Baca juga: AS, Inggris, dan Australia Umumkan Aliansi Indo-Pasifik, Disebut untuk Lawan China
Baca juga: Indonesia Prihatin dengan Rencana Australia Rancang Kapal Selam Tenaga Nuklir
Pakta ini, lapor BBC, dikhawatirkan dapat memprovokasi China ke dalam perang.
Aliansi Indo-Pasifik antara AS-Inggris-Australia itu dinamai Aukus dan diumumkan Presiden Joe Biden serta dua pemimpin lainnya pada Rabu (15/9/2021).
Walaupun ketiganya tidak menyebut China dalam sambutan, Aukus secara luas dipandang sebagai upaya melawan pengaruh Beijing di Laut China Selatan yang disengketakan.
PM Inggris, Boris Johnson kemudian mengatakan kepada anggota parlemen bahwa perjanjian itu "tidak dimaksudkan untuk bermusuhan" dengan China.
Johnson kemudian ditanyai oleh pendahulunya, Theresa May, tentang apakah kesepakatan itu dapat menyebabkan Inggris terseret ke dalam perang dengan China.
"Inggris tetap bertekad untuk membela hukum internasional dan itu adalah saran kuat yang akan kami berikan kepada teman-teman kami di seluruh dunia, dan saran kuat yang akan kami berikan kepada pemerintah di Beijing," jawabnya.
Prancis Merasa Dikhianati
Bersamaan dengan perilisan aliansi itu, Washington kini berusaha meredam kemarahan dari Paris karena Aukus menggagalkan kesepakatan kapal selam antara Prancis dengan Australia senilai miliaran dolar.
Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian menyebut pengumuman itu sebagai "tikaman dari belakang".