CIA Dilaporkan Memperingatkan Militer AS Tentang Adanya Anak-anak Sebelum Serangan Drone di Kabul
CIA dilaporkan telah mengirimkan peringatan kepada militer AS akan kemungkinan ada anak-anak pada sasaran serangan drone di Kabul Agustus lalu
Editor: hasanah samhudi
TRIBUNNEWS,COM – Pejabat intelijen AS (CIA) telah mengirimkan peringatan mendesak kemungkinan ada anak-anak di dalam atau di dekat mobil yang menjadi sasaran serangan pesawat tanpa awak (drone) AS di Kabul pada 29 Agustus 2021.
Surat Kabar New York Post mengutip CNN yang melaporkan peringatan CIA itu dengan mengutip tiga sumber yang tidak disebutkan namanya.
Namun, peringatan itu datang terlambat. Serangan terhadap kendaraan di Kabul itu menewaskan 10 orang, tujuh di antaranya anak-anak.
Menurut CNN, tidak jelas kapan tepatnya peringatan CIA dikeluarkan,
Namun sumber tersebut mencatat bahwa hanya ada waktu beberapa detik sebelum rudal Hellfire yang ditembakkan dari drone menghantam mobil Toyota Corolla yang dikendarai Zemari Ahmadi.
Baca juga: Keluarga Korban Serangan Drone di Afghanistan Minta AS Tanggung Jawab: Kami Tidak Bersalah
Baca juga: Pentagon Akui Serangan Drone Tewaskan 10 Warga Sipil, Bukan Anggota Militan IS-K
Disebutkan, CIA maupun Komando Pusat AS belum menanggapi laporan ini.
Awalnya, para pejabat AS mengatakan serangan udara itu menargetkan seorang pembom mobil bunuh diri yang terkait dengan ISIS-K dan menggagalkan potensi serangan di bandara Kabul.
"Kami yakin kami berhasil mencapai target. Ledakan sekunder yang signifikan dari kendaraan menunjukkan adanya sejumlah besar bahan peledak," kata juru bicara Komando Pusat AS Kapten Angkatan Laut AS Bill Urban dalam sebuah pernyataan saat itu.
"Kami sedang mengevaluasi kemungkinan korban sipil, meskipun kami tidak memiliki indikasi saat ini. Kami tetap waspada terhadap potensi ancaman di masa depan," ujar Urban.
Serangan udara itu dimaksudkan sebagai serangan balasan terhadap ISIS-K yang mengebom Bandara Kabul.
Baca juga: Drone AS Ledakkan Mobil ISIS-K: Amerika Selidiki Kemungkinan Korban Warga Sipil
Baca juga: Perencana ISIS-K Diduga Tertembak dalam Serangan Drone AS di Afghanistan Timur
ISIS-K adalah kelompok yang diyakini bertanggung jawab atas serangan bandara Kabul seminggu sebelum serangan udara AS.
Di bandara, serangan ISIS-K menewaskan 13 tentara AS dan diperkirakan 169 warga Afghanistan tewas di tengah upaya evakuasi yang tegang menyusul pengambilalihan negara oleh Taliban.
Namun awal pekan ini, militer AS mengungkapkan bahwa penyelidikan internal menemukan bahwa serangan udara AS sebagai pembalasan atas pemboman bandara Kabul sebenarnya telah menewaskan warga sipil.
"Serangan ini dilakukan dengan keyakinan yang sungguh-sungguh bahwa itu akan mencegah ancaman segera terhadap pasukan kami dan para pengungsi di bandara, tetapi itu adalah kesalahan dan saya menyampaikan permintaan maaf yang tulus," Jenderal Kenneth McKenzie, kepala Komando Pusat AS, kepada wartawan di Pentagon.
McKenzie mengatakan, tidak mungkin kendaraan dan mereka yang tewas terkait dengan ISIS-K atau ancaman langsung terhadap pasukan AS.”
Baca juga: Ledakan Bom di Bandara Kabul Diyakini Dilakukan oleh ISIS-K, Biden: Kami akan Buat Kalian Membayar
Baca juga: Ledakan di Luar Bandara Kabul Tewaskan 60 Warga Afghanistan dan 13 Tentara AS
"Saya sekarang yakin bahwa sebanyak 10 warga sipil, termasuk hingga 7 anak-anak, tewas secara tragis dalam serangan itu," katanya, seperti dilansir dari BusinessInsider.
Begitupun dengan Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley, yang sebelumnya menyebut serangan pesawat tak berawak itu sebagai serangan yang benar.
Menyusul hasil penyelidikan, Milley mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan itu adalah tragedi perang yang mengerikan.
"Kami berkomitmen untuk sepenuhnya transparan tentang insiden ini," ujar Milley. (Tribunnews.com/NYP/BI/Hasanah Samhudi)