Polisi Dubai Punya Anjing K9 yang Bisa Lacak Covid-19, Pakai Sampel Keringat
Anjing-anjing pun mengendus sampel, lalu dalam beberapa detik duduk untuk memberi sinyal bahwa mereka telah menemukan sesuatu.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, DUBAI - Kepolisian di kota Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) telah membangun unit khusus yang terdiri dari 38 anjing pelacak (K9) yang diklaim dapat mendeteksi virus corona (Covid-19) dari sampel keringat manusia dengan akurasi mencapai 92 persen.
Pernyataan ini disampaikan Pengawas Program di Pusat Pelatihan K9 di wilayah Awir Dubai, Letnan Satu Nasser al-Falasi dari Kepolisian Dubai.
Baca juga: Mengenal Sosok Aiptu Dwiyanto, Pawang Satwa K9 Terbaik se-Indonesia
Dikutip dari Channel News Asia, Senin (20/9/2021), polisi Dubai melatih kohort, yang terdiri dari anjing jenis German Shepherds, Labrador, Cocker Spaniels, dan Border Collies untuk mengenali 'bau Covid-19' menggunakan sampel keringat dari orang-orang yang terinfeksi.
Kemudian sampel keringat itu dikumpulkan dengan melakukan swab pada bagian ketiak selama beberapa menit.
Baca juga: Manny Pacquiao Calon Presiden Filipina: Kampanye Lawan Kemiskinan dan Korupsi, Begini Isi Pidatonya
"Sejumlah kecil sampel itu dimasukkan ke dalam toples yang memiliki bau pasien, kemudian kami mengeluarkan sampel untuk dihirup anjing, saat ia (anjing) memberi tanda, maka kami akan memberikannya hadiah," jelas al-Falasi.
Di aula pelatihan besar di pusat itu, para pelatih ini mengantar anjing-anjing tersebut ke sepanjang deretan kotak logam, di mana hanya satu kotak saja yang berisi sampel positif.
Anjing-anjing pun mengendus sampel, lalu dalam beberapa detik duduk untuk memberi sinyal bahwa mereka telah menemukan sesuatu.
Polisi pelatih Fatima al-Jasmi, yang berada di tim deteksi Covid-19, memandu Border Collie berwarna hitam putih yang tampak bersemangat mengikuti sesi latihan ini.
Anjing ini bahkan melakukannya secara benar setiap saat.
Baca juga: Sumber Gangguan Jaringan Indihome dan Telkomsel Ditemukan, Kini Klaim Sudah Kembali Normal
"Pelatihannya sedikit menantang, karena mempelajari keterampilan baru dengan standar internasional, dan kemudian melatih anjing dalam hal itu," kata al-Jasmi.
Perlu diketahui, bandara di UEA merupakan salah satu bandara pertama di dunia yang menguji (testing) deteksi Covid-19 melalui bantuan anjing pada 2020.
Anjing-anjing tersebut bahkan kini tidak lagi digunakan di bandara UEA saja, namun mereka siap untuk dikerahkan di manapun diperlukan.
Sebuah studi tentang kemampuan anjing untuk mendeteksi infeksi Covid-19 pun pernah dilakukan oleh Perguruan Tinggi Teknologi UEA dan Otoritas Bea Cukai Federal Abu Dhabi yang diterbitkan pada Juni lalu di Communications Biology, yakni bagian dari jurnal ilmiah Inggris Nature.
Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan deteksinya mencapai 98,2 persen.
Penelitian ini menggunakan sampel keringat dan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) dari 3.290 orang untuk membandingkan kemampuan deteksi anjing.
Sementara itu, tingkat deteksi 92 persen yang diklaim al-Falasi berasal dari sebuah penelitian yang dilakukan di bawah Kementerian Dalam Negeri UEA pada paruh pertama 2020, seperti yang dilaporkan oleh kantor berita negara WAM.
Beberapa negara lain, termasuk Finlandia, Amerika Serikat (AS) dan Prancis pun telah menjalankan pelatihan anjing mereka sendiri dan uji coba deteksi Covid-19 melalui hewan tersebut.
al-Falasi mengatakan bahwa para anjing pelacak itu saat ini telah melakukan sekitar 30 hingga 40 tes dalam sehari.
Bolt, seekor Belgian Malinois berwarna hitam dan cokelat, menjadi anjing pendeteksi pertama Covid-19 yang ia latih.
"Ia sering pergi tugas, mungkin sudah lebih dari 1.000 tes Covid-19," kata al-Falasi bangga.
Dubai telah menerima permintaan dari seluruh dunia untuk berbagi pengetahuan tentang cara melatih anjing untuk mengendus Covid-19.
Terkait anjing pelacak ini, Kepolisian Dubai juga memiliki anjing yang dilatih untuk mengendus obat-obatan serta bahan peledak.