Aktivis Hak-Hak Perempuan Afghanistan: Jangan Tertipu Topeng Taliban
Aktivis hak-hak perempuan Afghanistan, Sonita Alizadeh mendesak pemimpin dunia untuk membela hak-hak perempuan dan anak perempuan di Afghanistan.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres bulan lalu mengatakan, keinginan Taliban untuk mendapatkan pengakuan internasional adalah satu-satunya pengaruh global untuk mendesak pemerintah yang inklusif dan menghormati hak-hak, terutama bagi perempuan di Afghanistan.
Taliban Ingin Bicara di Majelis Umum PBB
Taliban meminta untuk bicara dengan para pemimpin dunia di Majelis Umum PBB minggu ini di New York City.
Menteri Luar Negeri pemerintahan Taliban mengajukan permintaan itu dalam sebuah surat pada Senin.
Kini Komite PBB akan memutuskan permintaan tersebut.
Dilansir BBC, Taliban juga menunjuk juru bicara mereka yang berbasis di Doha, Suhail Shaheen sebagai Duta Besar Afghanistan untuk PBB.
Kelompok militan ini mengatakan, utusan dari pemerintah yang digulingkan tidak lagi mewakili Afghanistan
Menurut juru bicara PBB, permintaan Taliban itu tengah dipertimbangkan komite kredensial, yang sembilan anggotanya termasuk AS, China, dan Rusia
Tetapi mereka tidak mungkin bertemu sebelum akhir sesi Majelis Umum pada Senin depan.
Sampai saat itu, di bawah aturan PBB, Ghulam Isaczai tetap menjadi Duta Besar Afghanistan untuk badan global ini.
Baca juga: Taliban Izinkan Anak Perempuan Afghanistan Kembali Bersekolah Secepatnya
Baca juga: Larangan Taliban Terhadap Perempuan Afghanistan yang Bekerja Picu Kemarahan
Isaczai dijadwalkan berpidato di hari terakhir pertemuan yakni pada 27 September.
Namun Taliban mengatakan misinya "tidak lagi mewakili Afghanistan".
Mereka juga mengatakan bahwa beberapa negara tidak lagi mengakui mantan Presiden Ashraf Ghani sebagai pemimpin.
Diketahui, eks Presiden Afghanistan Ashraf Ghani meninggalkan negara saat Taliban menguasai Kabul pada 15 Agustus lalu.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)