AS Disebut Berniat Menyewakan Kapal Selam Nuklir kepada Jepang
Dengan masuknya kapal selam nuklir ke Jepang, strategi militer aliansi AS-Jepang jadi aman untuk mengepung Laut china Selatan.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Amerika Serikat (AS) disebut memiliki kepentingan tertentu di balik pertemuan puncak Quad di Washington 24 September lalu.
Salah satunya adalah untuk menyewakan kapal selam nuklir AS kepada Jepang sebagai base untuk menghantam Laut China Selatan dan Timur dalam keadaan kritis.
"Harga 12 kapal selam nuklir sekitar 7,2 triliun yen (sekitar 600 miliar yen per kapal). Kapal selam Jepang (biasa bukan nuklir) 64,3 miliar yen, kapal selam Yonehara sekitar 380 miliar yen, karena melonjaknya peralatan konstruksi lokal, dan lainnya," ungkap sumber Tribunnews.com, Selasa (28/9/2021).
Walaupun Jepang-AS sudah aliansi, dengan semakin bertambah India dan Australia, pihak AS sangat strategis menawarkan kapal selam nuklirnya yang saat ini bekerjasama dengan Australia membuat dan menyewakan kapal selam nuklir dalam kerangka "AUKUS" bersama Inggris.
"Sedangkan Jepang belum punya kapal selam nuklir dan umumnya para politisi Partai Liberal Demokrat (LDP) mendukung kepemilikan kapal selam nuklir dimulai dengan menyewa, bukan membuat, dari AS," lanjutnya.
Dengan masuknya kapal selam nuklir ke Jepang, strategi militer aliansi AS-Jepang, termasuk dengan QUAD serta AUKUS pun jadi aman untuk mengepung Laut China Selatan dan Laut China Timur.
Sementara Analis militer Toya Busujima menunjukkan analisanya mengenai kapal selam nuklir Australia yang semula ingin kerja sama dengan Prancis.
"Prancis dengan terampil memasarkan kata-kata "murah ", serta "diproduksi di dalam negeri", dan "beralih ke kapal selam nuklir" pada tahap di mana tidak ada gambar, dan pemerintah Australia, yang khusus tentang mengamankan pekerjaan oleh manufaktur dalam negeri, mendapatkannya," ungkap Busujima.
Namun, "kelas Collins" saat ini memiliki daya jelajah yang pendek dan tidak dapat mengatasi situasi internasional yang bergejolak.
Selain itu, karena pensiunnya kapal tua yang akan dimulai pada paruh kedua tahun 20-an, akan ada lubang dalam kerja sama Jepang-AS-Australia-India dengan "Quad" nya.
"Tampaknya Amerika Serikat dan Inggris, yang mengkhawatirkan hal ini, menyiapkan kapal penyelamat dengan rencana sewa kapal selam nuklir," ungkapnya.
"Namun karena pemeliharaan, pelatihan, dan pengoperasian kapal selam nuklir sangat rahasia, dibentuklah "AUKUS" sebagai aliansi militer yang lebih erat dari kontrak komersial biasa. Sementara Jepang sebagai konsumen sewa kapal selam nuklir dalam kerangka Quad."
Baca juga: Pernyataan Bersama Pimpinan Quad yakni AS, Jepang, Australia dan India
Sejauh ini, Angkatan Laut Australia diperkirakan akan membeli delapan kapal selam nuklir secara berurutan, tetapi yang patut dicatat bagi Jepang adalah kenyataan bahwa militer AS telah memulai upaya untuk menyewa seluruh kapal selam nuklir untuk pertama kalinya.
"Ada aliansi militer antara Jepang dan Amerika Serikat, dan gerakan quad akan menjadi lebih aktif. Pemerintahan Biden akan mengepung Laut Cina Selatan dan wilayah lainnya dengan meminjamkan kapal selam nuklir dengan daya jelajah yang hampir tak terbatas ke Jepang. Ada kemungkinan mereka akan menyerukan operasi kapal selam jangka panjang," ungkap sumber Tribun.
"Jika ada lebih banyak situasi di mana Jepang harus mengambil "pekerjaan garis depan", tampaknya penyewaan kapal selam nuklir bukanlah cerita yang konyol," ujarnya.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.