POPULER Internasional: Taliban Bunuh Mantan Pemimpim ISIS-K | Presiden Prancis Dilempari Telur
Berita populer Internasional, di antaranya Taliban mengklaim telah membunuh mantan pemimpin ISIS-K yang juga dalang di balik pengeboman Bandara Kabul.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Pravitri Retno W
Kala itu, ia memuji kemajuan Taliban sebagai pertanda perubahan radikal.
Ia merasa yakin mereka akan membebaskannya.
“Mereka akan membebaskan saya jika mereka Muslim yang baik,” katanya kala itu.
2. Rektor Baru Universitas Kabul Pendukung Taliban, Melarang Perempuan Kuliah
Rektor baru Universitas Kabul yang ditunjuk Taliban mengumumkan Senin (27/9/2021) bahwa perempuan dilarang terlibat di perguruan tinggi tersebut, baik sebagai mahasiwa ataupun dosen. Aturan ini berlaku untuk waktu tak terbatas.
"Saya berkata selaku Rektor Universitas Kabul," kata Mohammad Ashraf Ghairat di Twitter pada hari Senin (27/9/2021).
"Perempuan tidak akan diizinkan memasuki universitas atau bekerja, selama lingkungan Islami tidak berlaku untuk semua. Islam nomor satu,” ujarnya.
Kebijakan baru universitas baru ini mendukung kebijakan yang diberlakukan Taliban saat berkuasa pada 1996-2001.
Saat itu, perempuan hanya diizinkan di depan umum jika ditemani oleh kerabat laki-laki dan akan dipukuli karena tidak patuh, dan dikeluarkan dari sekolah.
Baca juga: KTT Quad Serukan Taliban Hormati HAM di Afghanistan Termasuk Perempuan, Anak-anak dan Minoritas
Baca juga: Akun Facebooknya Diretas, Presiden Afghanistan Terguling Ashraf Ghani Bantah Dukung Taliban
Beberapa staf perempuan, yang bekerja relatif bebas selama dua dekade terakhir, menolak keputusan rektor.
Mereka mempertanyakan anggapan bahwa Taliban memiliki monopoli dalam mendefinisikan agama Islam.
"Di tempat suci ini, tidak ada yang tidak Islami," kata seorang dosen wanita, yang berbicara dengan syarat anonim karena takut akan pembalasan, seperti yang dilakukan beberapa orang lain yang diwawancarai oleh The New York Times (NYT).
"Presiden, guru, insinyur, dan bahkan mullah dilatih di sini," katanya. "Universitas Kabul adalah rumah bagi bangsa Afghanistan,” tambahnya kepada NYT, seperti dilansir The Straits Times.