Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

35 Tahun Buron, Pelaku Pembunuhan Berantai dan Rudapaksa di Prancis Ternyata Pensiunan Polisi

Pelaku pembunuhan berantai dan rudapaksa di Prancis yang sudah menjadi buron selama 35 tahun, ditemukan tewas.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in 35 Tahun Buron, Pelaku Pembunuhan Berantai dan Rudapaksa di Prancis Ternyata Pensiunan Polisi
Metro
Francois Verove (59), pensiunan polisi yang ternyata pelaku pembunuhan berantai di Prancis. Ia melakukan kejatannya selama 1986-1994. 

Lebih lanjut, Verove mengatakan ia berhasil "mengendalikan diri" hingga akhirnya tak lagi melakukan kejahatan setelah 1997.

Sketsa wajah Francois Verove (59).
Sketsa wajah Francois Verove (59). (Metro)

Baca juga: Prancis Gandakan Dosis Vaksin Covid-19 untuk Negara-negara Miskin Menjadi 120 Juta

Baca juga: Biden dan Macron akan Bertemu Bulan Depan untuk Memperbaiki Hubungan AS dengan Prancis

Jaksa negara bagian mengonfirmasi DNA Verove yang diambil setelah kematiannya, sesuai dengan beberapa Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Ia dianggap bertanggung jawab atas kasus pembunuhan dan rudapaksa Cecile Bloch (11) pada Mei 1986.

Kala itu, Verove menculik Bloch saat si bocah meninggalkan apartemennya untuk pergi ke sekolah.

Gadis malang itu ditemukan tewas dalam kondisi setengah telanjang di ruang bawah tanah apartemen.

Badannya tertutup karpet tua.

Berawal dari kasus itu, Verove kemudian mendapat julukan sebagai pria bopeng.

Berita Rekomendasi

Pasalnya, saat penyelidikan penghuni gedung mengaku melihat seorang pria berkulit bopeng menaiki lift.

"Ia (pelaku alias Verove) tampak percaya diri. Ia berbicara padaku dengan cara yang sangat berani dan sopan."

"Ia mengatakan sesuatu padaku, 'Semoga harimu menyenangkan'," terang Luc Richard, kakak tiri Bloch, kala itu, yang juga menjalani pemeriksaan dan mengaku melihat pria berkulit bopeng.

Tetapi, polisi tidak memiliki petunjuk hingga penyelidikan ditutup pada 1992.

Baca juga: Merasa Dikhianati, Prancis Tarik Duta Besar di AS dan Australia Buntut Kesepakatan soal Kapal Selam

Baca juga: China Geram dan Prancis Merasa Dikhianati dengan Aliansi Terbaru AS-Inggris-Australia

Namun, di tahun 1996, seorang hakim baru kembali membuka kasus itu dan memerintahkan analisis genetik dari bukti, yang memungkinkan untuk mendapatkan DNA tersangka.

Bukti DNA itu mengaitkan pelaku dengan kasus pembunuhan dan rudapaksa lainnya.

Dilansir ABC News, termasuk kasus pembunuhan Gilles Politi (38) dan aupair-nya, Irmgrad Mueller (21), pada 1987.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas