Studi di Turki: Vaksin Booster dengan Pfizer Menghasilkan Perlindungan Lebih Besar daripada Sinovac
Studi di Turki menunjukkan bahwa vaksin booster dengan menggunakan vaksin dari Pfizer/BioNTech menghasilkan perlindungan lebih besar daripada Sinovac.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
Jumlah dalam studi antibodi tidak dibagi rata, dengan 61 pekerja menerima booster vaksin CoronaVac dan 416 orang menerima booster vaksin Pfizer.
Baca juga: Indonesia Kedatangan 600 Ribu Dosis Vaksin Astrazeneca, Donasi Pemerintah Perancis
Erhan Eser, seorang profesor kesehatan masyarakat yang terlibat dalam penelitian ini, mengatakan penurunan kadar antibodi di antara mereka yang telah menerima dua dosis vaksin CoronaVac, yang diamati pada bulan-bulan penelitian sebelumnya, berarti hal yang sama dapat terjadi dengan suntikan booster.
"Kami dapat memprediksi bahwa penurunan tingkat antibodi akan berlanjut dalam enam bulan ke depan," katanya, mencatat bahwa penelitian sembilan bulan akan memberikan jawaban yang jelas untuk pertanyaan itu.
Eser menambahkan bahwa tingkat antibodi yang terdeteksi mungkin tidak menunjukkan gambaran keseluruhan tentang bagaimana tubuh dapat meningkatkan respons kekebalan beberapa bulan setelah vaksinasi.
Lebih lanjut, Sinovac juga telah merilis data tentang regimen booster untuk vaksinnya.
Dikatakan Sinovac, vaksin CoronaVac menetralkan titer antibodi pada hari ke-28 setelah dosis ketiga tiga sampai lima kali lebih tinggi daripada 28 hari setelah suntikan kedua.
Baca juga: Puan Dorong Percepatan Vaksinasi di Papua Agar Keselamatan Rakyat Terjamin
Vaksin booster diberikan enam sampai delapan bulan setelah vaksinasi awal.
Bahkan ketika tingkat antibodi menurun enam bulan setelah dosis booster, mereka tetap pada tingkat yang relatif tinggi dan di atas yang diamati setelah suntikan kedua, menurut data Sinovac yang diserahkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Sebagai informasi, sejumlah negara telah melakukan vaksinasi booster untuk kelompok tertentu.
Beberapa negara yang sedang bersiap untuk melakukan vaksinasi booster seringkali menggunakan vaksin yang sama dengan dosis pertama dan kedua.
China mulai meluncurkan vaksin booster untuk kelompok berisiko tinggi di beberapa provinsi bulan ini.
Negara lain, seperti Thailand dan Indonesia, juga telah melengkapi vaksin CoronaVac dengan vaksin lain yang menunjukkan tingkat kemanjuran yang lebih tinggi dalam uji klinis sebelumnya.
Baca artikel lain seputar Virus Corona
(Tribunnews.com/Rica Agustina)