POPULER Internasional: Rodrigo Duterte Mundur dari Dunia Politik | Obat Molnupiravir untuk Covid-19
Berita populer Internasional, di antaranya Presiden Filipina Rodrigo Duterte yang mundur dari dunia politik
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Duterte mengumumkan pengunduran dirinya secara mengejutkan dari pemilihan setelah menemani mantan ajudan lamanya, Senator Bong Go, yang mendaftarkan pencalonan sebagai wakil presidennya (bukan sebagai presiden seperti yang diberitakan sebelumnya), di bawah partai yang berkuasa di pusat Komisi Pemilihan.
Pemimpin berusia 76 tahun itu, yang dikenal karena tindakan keras anti-narkobanya, sebelumnya telah menerima pencalonan sebagai wakil presiden untuk pemilihan 9 Mei mendatang.
Namun, keputusan itu membuat banyak lawannya marah.
Mereka menyebutnya sebagai bencana hak asasi manusia di benteng demokrasi Asia.
2. 39 Pesawat China Masuk Wilayahnya, Taiwan Peringatkan Beijing, Kirim Pesawat Tempur dan Sistem Rudal
Hubungan China dan Taiwan kembali memanas pada Sabtu (2/10/2021), Reutres melaporkan.
Sebanyak 39 pesawat angkatan udara China dikabarkan telah memasuki zona pertahanan udara Taiwan, kata Kementerian Pertahanan di Ibu Kota Taipei.
Taiwan, sebuah pulau yang diperintah secara demokratis yang diklaim oleh China, telah mengeluhkan misi berulang selama lebih dari satu tahun oleh angkatan udara China.
Misi tersebut seringkali dilakukan angkatan udara China di bagian barat daya zona pertahanan udara Taiwan, dekat dengan Kepulauan Pratas yang dikuasai Taipei.
Menindaklanjuti hal itu, Taiwan bergegas melawan 39 pesawat China dalam dua gelombang pada Sabtu (2/10/2021).
Baca juga: POPULER Internasional: Paku 1 kg di Perut Seorang Pria | Pesawat China Masuki Zona Pertahanan Taiwan
Dikatakan Taiwan, pihaknya mengirim pesawat tempur untuk memperingatkan pesawat China, sementara sistem rudal dikerahkan untuk memantau mereka.
Adapun penerbangan pesawat China di Taiwan pada hari Sabtu disebut lebih banyak daripada hari Jumat.
Hari dimana China menandai hari nasionalnya, yang pada saat itu lebih banyak pesawat daripada yang pernah dikirim negara itu sebelumnya untuk menyerang zona pertahanan udara Taiwan.