Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

POPULER Internasional: Rodrigo Duterte Mundur dari Dunia Politik | Obat Molnupiravir untuk Covid-19

Berita populer Internasional, di antaranya Presiden Filipina Rodrigo Duterte yang mundur dari dunia politik

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in POPULER Internasional: Rodrigo Duterte Mundur dari Dunia Politik | Obat Molnupiravir untuk Covid-19
Kolase Tribunnews
Berita populer Internasional, di antaranya Presiden Filipina Rodrigo Duterte yang mundur dari dunia politik 

TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mundur dari dunia politik, membuka jalan bagi putrinya untuk mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilihan tahun depan.

Sementara itu, Taiwan dibuat geram karena pesawat China memasuki wilayahnya.

Mengenai Covid-19, studi di Turki menunjukkan vaksin booster dengan Pfizer menghasilkan perlindungan yang lebih baik daripada Sinovac.

Selain vaksin, kabar baik juga datang dari sektor obat-obatan.

Obat antivirus molnupiravir dari Merck, menunjukkan hasil yang memuaskan untuk menurunkan risiko rawat inap dan kematian akibat Covid-19.

Selengkapnya, ini berita populer Internasional dalam 24 jam terakhir.

Berita Rekomendasi

1. Presiden Filipina Rodrigo Duterte Mundur dari Dunia Politik, Buka Jalan bagi Putrinya Maju Pilpres

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengumumkan pada hari Sabtu (2/10/2021) bahwa dirinya pensiun dari dunia politik.

Secara otomatis, ia juga membatalkan rencana untuk mencalonkan diri sebagai wakil presiden dalam pemilihan tahun depan, PBS melaporkan.

Pengunduran dirinya itu membuka jalan bagi putrinya, Sara Duterte, untuk menjadi penerusnya sebagai presiden.

Duterte menyebut, banyak pihak yang menyuarakan penolakan mereka terhadap pencalonannya sebagai wakil presiden.

"Sentimen yang luar biasa dari orang Filipina adalah bahwa saya tidak memenuhi syarat, dan itu akan menjadi pelanggaran konstitusi," kata Duterte.

"Saya akan mengikuti apa yang Anda inginkan, dan hari ini saya mengumumkan pengunduran diri saya dari politik."

Baca juga: Presiden Rodrigo Duterte Mundur dari Pentas Politik Filipina, Batal Maju di Pilpres 2022

Baca juga: Presiden Duterte akan Longgarkan Aturan Pembatasan Covid-19 di Manila

Duterte mengumumkan pengunduran dirinya secara mengejutkan dari pemilihan setelah menemani mantan ajudan lamanya, Senator Bong Go, yang mendaftarkan pencalonan sebagai wakil presidennya (bukan sebagai presiden seperti yang diberitakan sebelumnya), di bawah partai yang berkuasa di pusat Komisi Pemilihan.

Pemimpin berusia 76 tahun itu, yang dikenal karena tindakan keras anti-narkobanya, sebelumnya telah menerima pencalonan sebagai wakil presiden untuk pemilihan 9 Mei mendatang.

Senator Filipina Christopher
Senator Filipina Christopher "Bong" Go (kanan), didampingi oleh Presiden Filipina Rodrigo Duterte (kiri), mengajukan sertifikat pencalonannya untuk mengikuti pemilihan wakil presiden di Pasay City, metro Manila pada 2 Oktober 2021. (LISA MARIE DAVID / POOL / AFP)

Namun, keputusan itu membuat banyak lawannya marah.

Mereka menyebutnya sebagai bencana hak asasi manusia di benteng demokrasi Asia.

BACA SELENGKAPNYA >>>

2. 39 Pesawat China Masuk Wilayahnya, Taiwan Peringatkan Beijing, Kirim Pesawat Tempur dan Sistem Rudal

Chengdu J-20, jet tempur generasi kelima buatan China.
Chengdu J-20, jet tempur generasi kelima buatan China. (Wikipedia)

Hubungan China dan Taiwan kembali memanas pada Sabtu (2/10/2021), Reutres melaporkan.

Sebanyak 39 pesawat angkatan udara China dikabarkan telah memasuki zona pertahanan udara Taiwan, kata Kementerian Pertahanan di Ibu Kota Taipei.

Taiwan, sebuah pulau yang diperintah secara demokratis yang diklaim oleh China, telah mengeluhkan misi berulang selama lebih dari satu tahun oleh angkatan udara China.

Misi tersebut seringkali dilakukan angkatan udara China di bagian barat daya zona pertahanan udara Taiwan, dekat dengan Kepulauan Pratas yang dikuasai Taipei.

Menindaklanjuti hal itu, Taiwan bergegas melawan 39 pesawat China dalam dua gelombang pada Sabtu (2/10/2021).

Baca juga: POPULER Internasional: Paku 1 kg di Perut Seorang Pria | Pesawat China Masuki Zona Pertahanan Taiwan

Dikatakan Taiwan, pihaknya mengirim pesawat tempur untuk memperingatkan pesawat China, sementara sistem rudal dikerahkan untuk memantau mereka.

Adapun penerbangan pesawat China di Taiwan pada hari Sabtu disebut lebih banyak daripada hari Jumat.

Hari dimana China menandai hari nasionalnya, yang pada saat itu lebih banyak pesawat daripada yang pernah dikirim negara itu sebelumnya untuk menyerang zona pertahanan udara Taiwan.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan bahwa pada hari Sabtu pesawat China pertama kali datang pada siang hari, yaitu sebanyak 20 pesawat, kemudian diikuti 19 pesawat lagi pada malam harinya.

Sebagian besar pesawat adalah pesawat tempur J-16 dan Su-30, tambahnya.

BACA SELENGKAPNYA >>>

3. Studi di Turki: Vaksin Booster dengan Pfizer Menghasilkan Perlindungan Lebih Besar daripada Sinovac

Ilustrasi vaksinasi
Ilustrasi vaksinasi (Freepik)

Sebuah studi terbaru di Turki menunjukkan bahwa vaksinasi penguat atau booster dengan menggunakan vaksin dari Pfizer/BioNTech dapat menghasilkan perlindungan lebih besar daripada vaksin dari Sinovac.

Penelitian yang dilakukan pada tenaga kesehatan itu menunjukkan, penerima vaksin Pfizer memiliki tingkat antibodi yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang menerima vaksin CoronaVac.

Meski demikian, hampir 500 peserta penelitian yang menerima tiga dosis vaksin telah mencapai tingkat antibodi pelindung mereka.

"Vaksin (Pfizer) yang diterapkan pada vaksin dosis ketiga menunjukkan keunggulan perlindungan yang signifikan, baik dalam hal tingkat antibodi maupun status penyakit, dibandingkan dengan vaksin CoronaVac dosis ketiga," kata penelitian itu sebagaimana dilansir South China Morning Post.

"Namun, semua dari hampir 500 peserta yang menerima tiga dosis vaksin mencapai tingkat antibodi pelindung, terlepas dari preferensi vaksin dosis ketiga," tambahnya.

Baca juga: Demi Wujudkan Kekebalan Massal, Pemprov DKI Terus Gencarkan Vaksinasi Covid-19

Adapun tenaga kesehatan yang termasuk dalam penelitian ini divaksinasi pada Januari, ketika Turki memulai peluncuran vaksin CoronaVac, dan menerima dosis kedua mereka pada Februari.

Pada Juli, Turki mulai menawarkan suntikan booster kepada pekerja rumah sakit karena kekhawatiran yang berkembang tentang varian Delta serta efektivitas vaksin CoronaVac terhadap strain yang sangat menular.

Antara 1 Juli dan 24 September, kurang dari 1 persen dari 902 tenaga kesehatan yang divaksinasi lengkap dengan vaksin CoronaVac dan menerima booster vaksin Pfizer, terinfeksi Covid-19.

Untuk 130 yang menerima booster vaksin CoronaVac, 3,84 persen di antaranya terinfeksi Covid-19.

Hasil penelitian yang dilakukan 28 sampai 45 hari setelah peserta menerima vaksin booster menunjukkan, tak satu pun dari mereka yang terinfeksi dirawat di rumah sakit.

BACA SELENGKAPNYA >>>

4. Molnupiravir, Obat Produksi Merck untuk Covid-19, Turunkan Risiko Rawat Inap dan Kematian hingga 50%

Sebuah obat oral dapat menurunkan risiko rawat inap dan kematian akibat Covid-19 hingga 50 persen pada orang yang baru saja didiagnosis dan berisiko terkena gejala parah, perusahaan farmasi Merck mengumumkan lewat situs resminya, Jumat (1/10/2021) pagi.

Merck dan mitranya, Ridgeback Biotherapeutics, baru saja merilis hasil uji klinis tahap tiga, yang mereka sebut memberikan hasil positif.

Merck dan Ridgeback Biotherapeutics menyebut mereka akan mendaftarkan obat mereka untuk Izin Penggunaan Darurat dari FDA sesegera mungkin.

Uji coba melibatkan pasien yang baru saja dinyatakan positif Covid-19 dan memiliki gejala ringan hingga sedang dalam lima hari terakhir setelah uji coba dimulai.

Para peserta uji klinis harus memiliki setidaknya satu faktor risiko untuk gejala yang buruk, seperti memiliki obesitas, diabetes, penyakit jantung, atau berusia 60 tahun ke atas.

Baca juga: Naik 51 Persen, Merck Cetak Laba Rp 53 Miliar di Kuartal I 2021

Baca juga: Pil Antivirus Covid-19 dari Merck Disebut dapat Mengurangi Risiko Keparahan dan Kematian

Dalam file foto yang diambil pada 2 Oktober 2013, karyawan perusahaan farmasi Merck berjalan melewati papan nama Merck di depan gedung perusahaan di Summit, New Jersey.
Dalam file foto yang diambil pada 2 Oktober 2013, karyawan perusahaan farmasi Merck berjalan melewati papan nama Merck di depan gedung perusahaan di Summit, New Jersey. (Kena Betancur / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / AFP)

Beberapa peserta menerima plasebo dan perawatan standar.

Sementara yang lain menerima dosis oral obat setiap 12 jam selama 5 hari.

Setelah 29 hari masa tindak lanjut, 53 dari 377 peserta yang menerima plasebo dirawat di rumah sakit karena COVID-19, dan delapan di antaranya meninggal.

Di antara mereka yang menerima obat, hanya 28 dari 385 orang yang dirawat di rumah sakit dan tidak ada pasien yang meninggal.

Dengan kata lain, 7,3 persen pasien yang menggunakan obat itu dirawat di rumah sakit atau meninggal dibandingkan dengan 14,1 persen pada kelompok plasebo.

BACA SELENGKAPNYA >>>

(Tribunnews.com)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas