RI Minta Isu Lingkungan Tidak Digunakan Sebagai Hambatan Perdagangan
Pemerintah Indonesia meminta isu lingkungan tidak digunakan sebagai hambatan perdagangan.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah Indonesia meminta isu lingkungan tidak digunakan sebagai hambatan perdagangan.
Hal ini digarisbawahi Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI, Mahendra Siregar dalam sesi Debat Umum Konferensi Tingkat Menteri (KTM) ke-15 United Nations Conference on Trade Development (UNCTAD), Rabu (6/10/2021).
"Pentingnya membangun kepercayaan untuk memastikan bahwa isu lingkungan tidak dipergunakan sebagai hambatan perdagangan,” ujarnya
Ia menegaskan dukungan UNCTAD untuk negara berkembang mutlak diperlukan.
Baca juga: Di UNCTAD, Wamenlu Paparkan 3 Konsen RI untuk Atasi Dampak Pandemi Covid-19
Sehingga diperlukan kerja sama untuk membantu anggotanya mewujudkan dunia yang lebih inklusif, tangguh, dan berkelanjutan.
Wamenlu juga menekankan bahwa ekonomi berkelanjutan tidak akan tercapai ketika negara-negara berjuang untuk membayar utang yang meningkat akibat pandemi.
Untuk mewujudkan transisi menuju ekonomi yang berkelanjutan, pemerintah perlu memperkuat kebijakan perdagangan dan investasi.
Selain itu, untuk berkontribusi pada pencapaian tujuan iklim dan lingkungan dari Agenda 2030, RI menekankan tindakan yang lebih konkret dan terkoordinasi.
Sesuai dengan prinsip Common but Differentiated Responsibilities (CBDR) dan kemampuan masing-masing masing negara.
“Mari bekerja sama sehingga hasil pertemuan UNCTAD ke-15 ini dapat membantu anggotanya mewujudkan dunia yang lebih inklusif, tangguh, dan berkelanjutan untuk masa depan bersama," kata Wamenlu.
Di debat Umum KTM ke-15 UNCTAD, RI juga mengajak seluruh anggota UNCTAD untuk mengarahkan perhatian kepada 3 elemen utama untuk mengatasi dampak COVID-19.
Diantaranya, pengembangan ekonomi kreatif, perluasan digitalisasi, transisi menuju ekonomi yang berkelanjutan.
“Ekonomi yang inklusif, perluasan digitalisasi, dan ekonomi berkelanjutan sangat relevan untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh Pandemi COVID-19," ujar Mahendra.