Menlu Blinken: Amerika Serikat Akan Buka Kembali Misi Palestinanya di Yerusalem
Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan Amerika akan membuka kembali konsulat AS di Yerusalem, yang akan menangani diplomasi dengan Palestina
Editor: hasanah samhudi
Beberapa kritikus mengatakan Trump telah mempromosikan pemulihan hubungan Arab dengan Israel sementara mengabaikan aspirasi Palestina untuk membentuk negara.
Baca juga: Blinken Desak ASEAN Ambil Aksi soal Konflik Myanmar, RI Merespon
Baca juga: Menlu AS Antony Blinken Tegaskan China Harus Bekerja Sama Terkait Investigasi Asal-usul Covid-19
Persetujuan Abraham
Pejabat pemerintahan Biden mengatakan Perjanjian Abraham bukanlah pengganti solusi dua negara antara Israel dan Palestina, sebuah prinsip kebijakan AS yang kembali dipegang Biden setelah disisihkan Trump.
Namun para pejabat AS mengatakan saat ini belum tepat untuk mendesak dimulainya kembali pembicaraan damai Israel-Palestina, yang gagal pada tahun 2014.
Washington enggan mengambil tindakan apa pun yang dapat melemahkan pemerintah Israel yang dianggap lebih kooperatif daripada yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu.
Pembukaan kembali konsulat diperkirakan akan memicu ketegangan antara Washington dan sekutu dekatnya di Timur Tengah.
Israel mengatakan akan menentang langkah itu, dengan menegaskan kedaulatannya atas Yerusalem.
Baca juga: PBB Desak Israel Segera Hentikan Pembangunan Permukiman Yahudi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur
Baca juga: Menlu Palestina Sebut Inti dari Konflik dengan Israel adalah Wilayah Yerusalem
Israel berargumen bahwa pemerintah sayap kanan Perdana Menteri Naftali Bennett akan menjadi tidak stabil dengan adanya pijakan diplomatik bagi Palestina di kota itu.
Blinken menyatakan harapan bahwa normalisasi antara Israel dan negara-negara Arab akan menjadi kekuatan bagi kemajuan antara Israel dan Palestina.
Ia menegaskan kembali dukungan untuk solusi dua negara dan mengatakan kedua belah pihak sama-sama layak untuk hidup dengan aman dan tenteram.
Bin Zayed mendukung Lapid tentang hubungan kedua saat ini. Namun Bin Zayed menegaskan bahwa perdamaian akan terjadi di kawasan itu jika Palestina dan Israel berada dalam “kesepakatan perundingan.”
Lapid menanggapi dengan mengatakan bahwa semua orang berhak atas cara hidup yang layak, dan Israel akan bekerja dengan Otoritas Palestina. Namun ia tidak memerincinya. (Tribunnews.com/CNA/Hasanah Samhudi)