Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kemenkes Jepang Perkirakan Jumlah Pasien Rawat Inap pada Gelombang Ke-6 Covid-19 Capai 34.000 Orang

Kementerian meminta prefektur untuk meninjau jumlah tempat tidur yang diamankan pada akhir Oktober ini dan meningkatkan kekurangannya.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kemenkes Jepang Perkirakan Jumlah Pasien Rawat Inap pada Gelombang Ke-6 Covid-19 Capai 34.000 Orang
Foto Richard Susilo
Kementerian kesehatan Jepang di kasumigaseki Tokyo Jepang 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang memperkirakan jumlah pasien rawat inap pada "gelombang ke-6 Covid-19" di masa mendatang akan mencapai sekitar 34.000 secara nasional.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, sekitar 42.000 tempat akan dibutuhkan.

Ada kekurangan total sekitar 5.000 tempat tidur di 17 prefektur dibandingkan dengan jumlah tempat tidur yang diamankan pada gelombang kelima musim panas ini.

Kementerian meminta prefektur untuk meninjau jumlah tempat tidur yang diamankan pada akhir Oktober ini dan meningkatkan kekurangannya.

Untuk mendukung prefektur, Organisasi Rumah Sakit Nasional (140 rumah sakit) dan Organisasi Perawatan Kesehatan Masyarakat Jepang (57 rumah sakit) juga akan diminta untuk mengamankan tempat tidur untuk pertama kalinya berdasarkan Undang-Undang Organisasi Rumah Sakit Nasional.

Baca juga: UPDATE Sebaran Corona 17 Oktober 2021: Jakarta Tertinggi dengan 131 Kasus, Jateng 87 Kasus

Pada gelombang 5 musim panas, ada sejumlah pasien yang terpaksa menunggu di rumah (tinggal sendiri) meski sebenarnya perlu dirawat di rumah sakit karena tidak bisa mengamankan tempat tidur tepat waktu saat itu.

Berita Rekomendasi

Untuk menghindari situasi seperti itu terjadi di masa depan, pemerintah telah memutuskan bahwa perlu menerima rawat inap "1,2 kali lipat dari gelombang ke-5" sebagai persiapan untuk gelombang ke-6.

Jumlah total pasien rawat inap pada puncak gelombang ke-5 dan jumlah total penyesuaian rawat inap adalah 28.446.

Oleh karena itu, pada gelombang ke-6, maksimal "34.135 orang" diharuskan dirawat di rumah sakit.

Di sisi lain, ketika rumah sakit menerima pasien rawat inap, dibutuhkan sedikit lebih banyak tempat tidur daripada jumlah pasien yang sebenarnya karena pekerjaan penggantian.

Menurut perhitungan percobaan oleh Kementerian Kesehatan menggunakan "tingkat penggunaan tempat tidur 80%" sebagai panduan, jumlah tempat tidur yang akan diamankan di gelombang ke-6 adalah 42.669 tempat tidur secara nasional.

Baca juga: Panitia Pemilu Jepang Tak akan Umumkan Jenis Kelamin Calon Anggota Parlemen

Dibandingkan dengan waktu puncak gelombang ke-5 (per 15 September), perlu untuk mengamankan 4.996 tempat tidur tambahan di 17 prefektur termasuk Tokyo dan Osaka.

Kementerian kesehatan saat ini meminta prefektur untuk meninjau tempat tidur yang diamankan, tetapi ada juga suara yang mengatakan bahwa sulit untuk menambahkan lebih banyak tempat tidur.

Kementerian mengatakan bahwa undang-undang berdasarkan pembentukan Organisasi Rumah Sakit Nasional dan Organisasi Perawatan Kesehatan Masyarakat Jepang menetapkan bahwa "ketika terjadi gangguan kesehatan masyarakat yang serius, Menteri Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan dapat meminta pekerjaan yang diperlukan untuk dilakukan sebagai antisipasi segera."

Kebijakannya adalah meminta pengamanan tempat tidur di setiap rumah sakit dari kedua organisasi tersebut.

Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas