Ancaman Kudeta Militer di Sudan, Perdana Menteri dan Pejabat Ditahan hingga Koneksi Telepon Mati
Sudan dalam ancaman kudeta setelah pasukan militer menahan lima tokoh senior pemerintah pada Senin (25/10/2021), lapor para pejabat.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Miftah
Penangkapan itu menyusul pertemuan utusan khusus AS untuk Afrika, Jeffrey Feltman dengan para pemimpin militer dan sipil Sudan pada Sabtu dan Minggu dalam upaya untuk menyelesaikan perselisihan tersebut.
Situs berita negara Sudan menyoroti pertemuan dengan pejabat militer.
NetBlocks, grup yang melacak gangguan di internet, mengatakan telah melihat "gangguan signifikan" pada koneksi telepon tetap dan internet seluler di seluruh Sudan dengan beberapa provider pada Senin pagi.
"Metrik menguatkan laporan pengguna gangguan jaringan muncul konsisten dengan penutupan internet," kata kelompok ini.
"Gangguan itu kemungkinan akan membatasi aliran informasi online dan liputan berita tentang insiden di lapangan," tambahnya.
Perdana Menteri Ditahan
Menurut laporan Al Jazeera, pasukan militer Sudan memindahkan Perdana Menteri Abdalla Hamdok ke lokasi yang tidak diketahui setelah menempatkannya di bawah tahanan rumah pada Senin pagi.
Kini akses informasi di Sudan dikabarkan dibatasi.
Militer juga memblokir semua jalan dan jembatan menuju Kota Khartoum.
Baca juga: Meski Dikudeta Moeldoko, Survei SMRC Sebut Elektabilitas Demokrat Dipimpin AHY Malah Naik Tajam
Baca juga: Pasukan Militer Berkumpul di Utara Myanmar, PBB Khawatir Junta Siapkan Taktik Serangan Genosida
Hingga saat ini belum ada komentar langsung dari militer.
Sementara itu, televisi pemerintah Sudan menyiarkan lagu-lagu patriotik.
Kantor berita Reuters dan AFP mengatakan pengunjuk rasa turun ke jalanan Kota Khartoum sebagai tanggapan atas seruan SPA.
Beberapa dari mereka membakar ban dan membawa bendera nasional.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)