Kelompok Kultus Jepang Bertopeng Agama Tidak Buat Laporan, Terancam Penutupan Properti
Aleph akan dilarang menggunakan atau meminta sebagian tanah dan bangunan kelompok selama enam bulan.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kelompok kultus (cult) yang bertopeng agama, Aleph (kelanjutan dari Aum Shinrikyo) tidak membuat laporan teratur seperti diharuskan Badan Intelijen Keamanan Publik Jepang.
Oleh karena itu terancam penutupan properti markas atau kantor-kantornya yang tersebar di Jepang.
Badan Intelijen Keamanan Publik Jepang memeriksa tindakan pencegahan terulangnya berdasarkan kelompok penerus Aum Shinrikyo, Aleph dan mengatakan bahwa mereka tidak membuat laporan yang diatur dalam disposisi pengamatan dari Undang-Undang Peraturan Grup.
"Mereka tidajk buat laporan yang diharuskan oleh hukum," ungkap Ketua Intelijen Kaiami Makoto (70) Senin (25/10/2021).
Ini adalah permintaan pertama untuk tindakan pencegahan kekambuhan.
Jika disetujui, Aleph akan dilarang menggunakan atau meminta sebagian tanah dan bangunan kelompok selama enam bulan.
Organisasasi Aum Shinrikyo sempat dijuluki juga kelompok teroris pertama di Jepang yang melakukan teror pertama dengan gas beracun disebarkan ke berepa atempat di Tokyo tanggal 20 Maret 1995.
Bahkan pada tanggal 30 Maret 1995, Takaji Kunimatsu, kepala Badan Kepolisian Nasional Jepang, ditembak empat kali di dekat rumahnya di Tokyo, sehingga mengalami luka serius.
Kelompok kultus ini mengajarkan sebuah ramalan mengenai hari kiamat, termasuk tentang akan terjadinya Perang Dunia Ketiga yang berujung pada kehancuran nuklir.
Menarik mengikuti diskusi hal terbaru mengenai Jepang lewat grup Pecinta Jepang gratis kirimlah email ke: info@tribun.in
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.