Dari 290 Juta Lembar Masker Gratis Pemerintah Jepang, Ternyata 83 Juta Masih Tersimpan di Gudang
Masker yang dibeli pemerintah Jepang itu, ternyata 83 juta lembar (setara dengan sekitar 11.510 juta yen) tidak didistribusikan dan disimpan di gudang
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Ketika Kantor Audit Akuntansi Nasional Jepang menyelidiki masker kain termasuk yang disebut "Abenomask" yang didistribusikan pemerintah gratis ke semua rumah tangga dan fasilitas kesejahteraan sebagai tindakan pencegahan terhadap virus corona baru, ternyata sekitar 30% dari total 290 juta lembar atau 87 juta lembar masker masih tersimpan di gudang.
"Masker yang dibeli pemerintah Jepang itu, ternyata 83 juta lembar (setara dengan sekitar 11.510 juta yen) tidak didistribusikan dan disimpan di gudang hingga akhir Maret 2021," papar sumber di badan audit tersebut.
Sedangkan biaya penyimpanan dikatakan sekitar 600 juta yen dari Agustus tahun lalu hingga Maret tahun ini.
Menyikapi kelangkaan masker akibat penyebaran infeksi virus corona baru, pemerintah melakukan pengadaan dan pendistribusian sekitar 130 juta masker kain untuk seluruh rumah tangga setelah April 2020 sebagai kebijakan Perdana Menteri Shinzo Abe saat itu.
Meskipun disebut Abenomask, produk cacat seperti kotoran ditunjukkan pada masker kain yang didistribusikan, menyebabkan masalah seperti pemasok mengumpulkan dan memeriksa bagian yang tidak didistribusikan.
Selain itu, dari bulan Maret sampai September tahun yang sama, total sekitar 160 juta eksemplar diperoleh dan didistribusikan ke fasilitas kesejahteraan seperti fasilitas perawatan jangka panjang dan ibu hamil.
Saat badan audit (BPK) Jepang menyelidiki masker kain ini, sekitar 4 juta masker kain untuk seluruh rumah tangga dan sekitar 79 juta untuk fasilitas kesejahteraan dan ibu hamil, total sekitar 83 juta, tidak dibagikan dan masih disimpan di gudang.