Covid-19 Mulai Melandai, Israel Buka Pintu Bagi Wisatawan Asing Mengunjungi Yerusalem
Israel akan menyambut individu yang telah divaksinasi menggunakan dua dosis vaksin yang diakui secara internasional.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, YERUSALEM - Israel mulai membuka pintu bagi wisatawan individu yang telah divaksinasi setelah negara itu berbulan-bulan ditutup untuk kedatangan orang asing sebagai dampak mengantisipasi penularan virus corona (Covid-19).
Mulai hari ini, Israel akan menyambut individu yang telah divaksinasi menggunakan dua dosis vaksin yang diakui secara internasional.
Tentunya ini berlaku bagi mereka yang mendapatkan suntikan tidak lebih dari setengah tahun sebelum waktu kedatangan.
Ini juga memungkinkan bagi individu yang telah menerima dosis penguat (booster) atau yang dapat membuktikan bahwa mereka baru saja pulih dari virus tersebut.
Dikutip dari laman Sputnik News, Senin (1/11/2021), antusiasme warga pun meningkat.
Baca juga: Pria di AS Kembali ke RS setelah Sembuh dari Covid-19, Minta Maaf kepada Dokter karena Belum Vaksin
Di Yerusalem, keputusan untuk membuka pintu masuk Israel bagi wisatawan asing disambut sukacita.
Seperti yang disampaikan Wakil Wali Kota Yerusalem Fleur Hassan-Nahoum.
"Dulu saya mendapatkan permintaan setiap hari dari orang-orang yang ingin mengunjungi Yerusalem. Permintaan untuk datang ke sini selalu ada, namun tanggal pembukaannya telah didorong mundur beberapa kali sehingga orang-orang sangat berhati-hati dalam memesan tiket hingga perbatasan kembali dibuka secara resmi," kata Nahoum.
Saat ini, di bawah kebijakan baru, pihak berwenang berharap kota yang selama ini menjadi lokasi wisata religi itu bisa menyambut pengunjung internasional.
Perlu diketahui, setelah mengklaim Yerusalem sebagai bagian dari wilayah negaranya, Israel mengandalkan wisatawan dari Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa, serta Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain yang telah 'menormalkan' hubungan dengan Israel pada 2020.
Kedua negara Teluk itu baru-baru ini menandatangani kesepakatan koridor perjalanan yang 'belum pernah terjadi sebelumnya' dengan Israel untuk mensukseskan program vaksinasi.
Pengaturan yang sama juga telah dicapai antara Israel dengan sejumlah negara Uni Eropa (UE).
"Yerusalem adalah salah satu kota yang paling indah dan kuno dan memiliki banyak hal yang ditawarkan. Kami menggabungkan masa lalu, lapisan demi lapisan sejarah dengan masa depan yang menarik. Kami membanggakan perpaduan masakan, musik yang menggabungkan Timur dan Barat serta keramahan yang luar biasa. Tidak pernah ada momen yang membosankan di sini," jelas Nahoum.
Mengembalikan Tren
Saat muncul pandemi Covid-19 pada Februari 2020, Yerusalem menarik hampir 80 persen dari semua wisatawan yang datang ke Israel.
Israel menyebut mereka membanjiri kota itu untuk melihat empat tempat wisatanya yakni Tembok Barat, kawasan Yahudi, Gereja Makam Suci dan Via Dolorosa.
Pada 2019, Israel pada umumnya dan Yerusalem pada khususnya mengalami lonjakan popularitas yang belum pernah terjadi sebelumnya di kalangan pelancong, mencatat 4,55 juta, angka ini mengalami kenaikan mencapai 11 persen dari 2018.
Mereka menyuntikkan lebih dari 7 miliar dolar AS ke dalam ekonomi negara itu.
Kendati demikian, Nahoum mengatakan bahwa negaranya harus hati-hati dan melakukan pembukaan secara bertahap untuk memastikan bahwa Covid-19 tetap terkendali.
"Butuh waktu sampai kita kembali ke tingkat pra-coronavirus. Namun orang-orang di seluruh dunia mempercayai sistem kesehatan kami, peraturan kami, dan cara kami dalam menangani pandemi. Dan saya pikir seiring waktu kami akan dapat mengatasi tantangan ini dan menjadi tujuan wisata yang lebih menarik," pungkas Nahoum.