Travis Scott dan Drake Digugat Penontonnya karena Diduga Dukung Kekacauan yang Menewaskan 8 Orang
Rapper Travis Scott dan Drake digugat oleh penonton Festival Musik Astroworld atas dugaan dukungan terhadap kekacauan yang menewaskan 8 orang.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Miftah
Sebuah video terpisah menunjukkan orang-orang melambai ke arah panggung dan meneriakkan "Hentikan pertunjukan!"
Scott berhenti beberapa kali selama 75 menit penampilannya ketika dia melihat penggemar dalam kesulitan dan meminta keamanan untuk memastikan keselamatan mereka.
Kendaraan darurat, lampu dan alarm berkedip, memotong lautan penonton beberapa kali.
"Kami membutuhkan seseorang untuk membantu. Seseorang pingsan di sini," kata Scott, menurut video setnya, yang termasuk penampilan tamu oleh rapper Kanada Drake.
"Keamanan, seseorang, lompat ke sini dengan sangat cepat," lanjutnya.
Klip video lain menunjukkan polisi melakukan resusitasi jantung paru-paru pada beberapa orang bahkan ketika musik menggelegar di latar belakang.
Tragedi itu mengingatkan pada konser tahun 1979 oleh band rock Inggris The Who, di mana 11 orang tewas ketika para penggemar menyerbu ke Riverfront Coliseum di Cincinnati sebelum acara.
Baca juga: Berita Foto : Duka Warga Houston Akibat Tragedi Konser Travis Scott
Untuk diketahui, Scott, yang menjadi terkenal di awal 2010-an karena gaya vokalnya yang unik, memiliki seorang putri dengan Kylie Jenner dari keluarga Kardashian.
Astroworld juga merupakan nama album studio ketiganya yang dirilis pada 2018 yang mendapat pujian kritis.
Scott yang lahir di Houston mengatakan dia benar-benar hancur dan bersumpah untuk mendukung polisi saat mereka menyelidiki.
"Doa saya untuk keluarga dan semua yang terkena dampak," tulis Scott di Twitter.
Kesaksian Korban
Setelah masuk gerbang dan stan barang dagangan di pagi hari, kerumunan semakin tidak terkendali saat para penampil naik ke atas panggung, menurut pengunjung festival berusia 19 tahun Hamad Al Barrak.
"Ada terlalu banyak orang," kata Al Barrak, yang menggambarkan kekacauan saat dia mencoba membeli perlengkapan festival.
"Kami semua didesak bersama-sama dan merasa seperti tidak bisa bernapas," lanjutnya.
Albert Merza (43) yang merupakan bagian dari kelompok delapan orang dari Detroit yang menghadiri festival, menceritakan bahwa dia melihat "banyak minum dan perilaku gila".
"Rasanya seperti kerusuhan," katanya, menambahkan bahwa tampaknya sekitar setengah dari kerumunan itu berusia di bawah 21 tahun.
"Ada orang-orang yang membuang barang-barang, benda-benda terbang ke mana-mana," lanjutnya.
Baca juga: Penyebab Kekacauan Konser Travis Scott yang Tewaskan 8 Orang, Diduga Ada yang Sengaja Suntik Narkoba
Sementara menurut Nick Johnson (17), kerumunan berlangsung selama lebih dari dua jam.
"Itu berlangsung selama lebih dari dua jam, dan itu semakin memburuk," katanya.
Lebih lanjut, menurut Finner, sebauh insiden pada hari sebelumnya, di mana para penggemar mulai menyerbu gerbang festival, dapat dikendalikan dengan relatif cepat.
Finner mengatakan polisi memiliki 528 petugas yang ditugaskan ke festival pada hari Jumat, bersama dengan 755 personel keamanan swasta.
Sepanjang hari, 25 penangkapan dilakukan. Masing-masing untuk kepemilikan ganja dan keracunan publik dan sisanya karena masuk tanpa izin.
Adapun tempat acara tersebut bisa menampung hingga 200.000, tetapi penyelenggara membatasi kerumunan hingga 50.000, berdasarkan penjualan tiket.
(Tribunnews.com/Rica Agustina)