Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bayi Prematur di Inggris Meninggal setelah Ibunya Positif Covid-19 saat Hamil

Seorang bayi Inggris lahir prematur meninggal setelah ibunya positif tertular Covid-19 pada akhir kehamilan.

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Bayi Prematur di Inggris Meninggal setelah Ibunya Positif Covid-19 saat Hamil
BBC
(Ilustrasi) Bayi lahir prematur di dalam inkubator - Bayi lahir prematur meninggal setelah ibu positif Covid-19 pada akhir kehamilan. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang bayi di Inggris yang lahir prematur telah meninggal karena ibunya  tertular Covid-19 pada akhir kehamilan.

Melansir Al Jazeera, ibu bayi, Katie Leeming (22) telah dites dan hasilnya positif virus corona.

Leeming dinyatakan positif Covid-19 saat hamil besar di bulan Oktober 2021.

Awal Oktober, dia mulai merasakan gejala seperti pilek.

Dalam seminggu, Leeming mengatakan tidak merasakan bayinya bergerak kemudian menghubungi rumah sakit setempat di Inggris utara.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Disebut Bisa Lindungi Ibu Hamil Dari Kerusakan Plasenta Janin

Baca juga: Pasien Covid-19 di Singapura yang Tolak Vaksinasi Wajib Bayar Tagihan RS Secara Mandiri

Dokter membantu persalinan Leeming melalui operasi caesar darurat pada 13 Oktober, setelah menyatakan keprihatinan atas berkurangnya gerakan di dalam rahim.

Bayi yang diberi nama Ivy-Rose, prematur 14 minggu, beratnya 990g saat lahir.

BERITA REKOMENDASI

Dia dipindahkan ke unit perawatan neonatal spesialis karena menderita berbagai komplikasi, termasuk pendarahan paru dan pendarahan otak.

Saat berusia sekitar lima hari, Ivy-Rose dinyatakan positif Covid-19.

Empat hari kemudian, dia meninggal.

Sertifikat kematiannya menyebutkan penyebab kematiannya, di antaranya prematuritas ekstrem pada minggu ke-26, sindrom gangguan pernapasan parah, ibu dan bayi positif Covid-19, serta perdarahan intraventrikular.

"Kami mendapat telepon pada malam hari kedelapan yang mengatakan bahwa kami harus pergi ke rumah sakit karena mereka berpikir Ivy-Rose tidak akan berhasil melewati malam itu," kata Leeming.


"Ivy-Rose meninggal pada 22 Oktober pukul 01.30 pagi (waktu setempat). Kami benar-benar patah hati," katanya.

Leeming tidak divaksinasi Covid-19, yang saat ini kasusnya kembali melonjak di Inggris.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas