Keraguan pada Vaksin Jadi Ancaman Besar Bagi India
Pernyataan ini disampaikan CEO Serum Institute of India (SII), Adar Poonawalla pada Rabu kemarin.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - Sejumlah negara bagian di India telah menyediakan lebih dari 200 juta dosis vaksin virus corona (Covid-19) untuk masyarakat yang memilih untuk tidak divaksinasi.
Pernyataan ini disampaikan CEO Serum Institute of India (SII), Adar Poonawalla pada Rabu kemarin.
"Industri vaksin telah bekerja tanpa lelah untuk menyediakan stok yang cukup bagi negara," cuit Poonawalla pada akun Twitter miliknya.
Kini produsen vaksin terkemuka India itu tengah bersiap untuk melanjutkan ekspornya pada program berbagi vaksin internasional COVAX untuk kali pertama sejak April lalu.
"Saat ini ada lebih dari 200 juta dosis yang tersedia di negara bagian. Saya mengimbau semua orang dewasa untuk mendapatkan vaksinasi sesegera mungkin. Keraguan terhadap vaksin saat ini telah menjadi ancaman terbesar dalam mengatasi pandemi," tegas Poonawalla.
Baca juga: Moeldoko: Solidaritas Masyarakat Modal Kalahkan Pandemi Covid-19
Dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (18/11/2021), SII telah memproduksi vaksin AstraZeneca versi India yang diberi nama Covishield.
Vaksin itu pun menyumbang hampir 90 persen dari 1,24 miliar dosis yang diberikan di India.
Meskipun pasokannya cukup, hanya 41 persen dari 944 juta orang dewasa India yang telah divaksinasi secara penuh.
Hal itu karena banyak diantara mereka yang memilih untuk melewatkan dosis kedua di tengah penurunan kasus infeksi.
Sekitar 80 persen orang dewasa telah menerima setidaknya satu dosis sedangkan program vaksinasi belum dimulai untuk kelompok usia di bawah 18 tahun.
Pemerintah negara itu pada bulan ini telah meluncurkan kampanye vaksinasi dari pintu ke pintu (door to door) untuk menjangkau semua orang dewasa dengan setidaknya pemberian dosis pertama pada bulan depan dan memastikan mereka juga mengambil dosis kedua.
Sejauh ini, India telah melaporkan sekitar 34,5 juta kasus infeksi dan lebih dari 464.000 kematian.