Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengintip Aktivitas di PLTN Fukushima Jepang Pasca Ledakan 10 Tahun Lalu

Penggunaan robot untuk investigasi PMORH dilakukan untuk keamanan petugas pada reaktor No.1.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Mengintip Aktivitas di PLTN Fukushima Jepang Pasca Ledakan 10 Tahun Lalu
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Robot investigasi PMORH yang dipakai untuk pembenahan rongsokan nuklir di Reaktor 1 PLTN Fukushima. 

Meskipun demikian karena reaktor telah dicover dengan bangunan anti radiasi yang kuat, dampak perluasan radiasi dapat tertahan dan lingkungan sekitarnya jadi lebih aman.

Bahkan air limbah yang mengandung radioaktif didaur ulang dengan sangat aman, barulah dilakukan sekitar tahun 2023 dibuang ke laut.

Sakura dori atau Jalanan Sakura di dalam kompleks Pembangkit Nuklir Tenaga Nuklir Fukushima, Senin (15/11/2021).
Sakura dori atau Jalanan Sakura di dalam kompleks Pembangkit Nuklir Tenaga Nuklir Fukushima, Senin (15/11/2021). (Foto: Kimimasa Mayama)

Tentu saja setelah mendapat lampu hijau dari pihak IAEA (badan tenaga atom internasional) yang akan memeriksanya terakhir kali nantinya saat pembuangan limbah air nuklir.

Lalu bagaimana dengan pandemi virus corona yang sudah berjalan hampir dua tahun ini?

"Saat ini pengamanan dan proteksi dari penyakit dilakukan dengan sangat ketat sesuai protokol kesehatan dari pemerintah sehingga yang terinfeksi virus corona sedikit sekali," ujarnya.

Meskipun demikian 7 Agustus 2021 Tepco mengumumkan bahwa satu karyawan pria berusia 50-an di Kantor Konseling Kompensasi Nuklir Fukushima di Kantor Pusat Rekonstruksi Fukushima di Kota Fukushima dan tujuh pekerja perusahaan laki-laki yang bekerja sama berusia 30-an dan 60-an yang bekerja di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi telah terinfeksi Covid-19.

Baca juga: Pertama Kali Para Hakim Jepang Kunjungi Langsung Lokasi Ledakan Nuklir Fukushima

Keduanya dinyatakan positif pada tanggal 6 Agustus. Tidak disertifikasi sebagai klaster (populasi yang terinfeksi).

BERITA TERKAIT

Kantor Konseling Kompensasi Nuklir Fukushima adalah orang pertama yang terinfeksi Covid-19, dan jumlah total orang yang terinfeksi terkait dengan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi adalah 70 orang hingga saat ini.

Pada titik ini, tidak ada dampak pada pekerjaan dekomisioning.

Kelengkapan kerja karyawan PLTN Fukushima.
Kelengkapan kerja karyawan PLTN Fukushima. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Jumlah orang yang bekerja di PLTN Fukushima saat ini sekitar 5.000 orang baik pekerja tetap (sekitar 90-an persen) maupun pekerja paruh waktu yang berjumlah puluhan orang.

"Jumlah pekerja wanita mungkin sekitar 10 persen saat ini yang bekerja di PLTN Fukushima," tambahnya.

Pekerjaan nuklir memang tidak mudah. Selain ketelitian, ilmu teknologi yang harus dikuasai, juga moral setiap sumber daya manusia (SDM) sangat penting agar terjaga dengan baik.

"Semua harus akurat terencana dengan baik, tidak boleh ada bohong dan mengikuti semua teknologi petunjuk yang ada dari perusahaan dengan tepat," jelasnya.

Baca juga: Pos Jepang Mulai Jual Saham Lagi Buat Bantu Rekonstruksi Fukushima 4 Triliun Yen

Tidak mudah memang mengelola sebuah pembangkit tenaga nuklir.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas