Menghadapi Tekanan China, Lithuania Desak Eropa Lebih Terlibat di Indo-Pasifik
Menteri Luar Negeri Lithuania Gabrielus Landsbergis mendesak Eropa lebih terlibat di Indo-Pasifik untuk menghadapi tekanan China
Editor: hasanah samhudi
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Menteri Luar Negeri Lithuania Gabrielius Landsbergis mendesak negara-negara Eropa meningkatkan hubungan dan lebih terlibat di Indo-Pasifik.
Ia mengatakan, tindakan ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi dan melawan pemaksaan oleh China.
China menurunkan hubungan diplomatik dengan Lithuania pada hari Minggu (21/11/2021) atas langkah negara Baltik itu mengizinkan Taiwan membuka kedutaan de facto di sana.
Lithuania memiliki hubungan formal dengan China dan bukan Taiwan.
Beijing memandang Taiwan sebagai sebuah provinsi dan bagian darinya.
Baca juga: China Marah dan Batasi Hubungan dengan Lithuania Gara-gara Taiwan
Baca juga: Kementerian Pertahanan Lithuania Minta Warganya Jangan Memakai Ponsel Buatan China, Ini Alasannya
Pejabat Lithuania mengatakan, China berusaha menghukum, seperti memutuskan hubungan perdagangan sebagai pembalasan atas keputusan Lithuania.
Landsbergis mengatakan, kerugian akibat pemutusan hubungan itu tidak akan lama karena Lithuania telah mempunyai cara lain untuk tidak tergantung pada China.
Landsbergis mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara di Washington bahwa kerugian seperti itu akan berumur pendek karena Lithuania bekerja untuk membuat rantai pasokannya tidak terlalu bergantung pada China.
"Dalam jangka pendek, menyakitkan bagi negara mana pun ketika kontrak dipotong," kata Landsbergis, dalam wawancara kepada Reuters di Washington, Rabu (24/11/2021), seperti dilansir dari Channel News Asia.
"Tapi itu jangka pendek, karena pasar beradaptasi. Perusahaan beradaptasi,” ujarnya.
Baca juga: Karena Akui Taiwan, Cina Geram dan Panggil Pulang Dubes dari Lithuania
Baca juga: Khawatir Terinfeksi Virus Corona, Pria di Lithuania Nekat Kunci sang Istri di Kamar Mandi
Ia mengatakan, China tidak hanya memutuskan hubungan dengan perusahaan-perusahaan Lithuania. Namun negara Tirai Bambu itu juga menekan perusahaan-perusahaan di negara ketiga agar tidak berbisnis dengan Lithuania.
"Begitu banyak dari apa yang kami produksi sebagian diproduksi dengan, atau di dalam, China. Inilah sebabnya mengapa kami perlu menemukan cara untuk menciptakan rantai pasokan dan bagaimana membuatnya lebih tangguh sehingga mereka dapat menahan paksaan ini, pemutusan kontrak, sekunder sanksi," kata Landsbergis.
Ia mengatakan, negaranya akan memberikan model bagi negara-negara tentang bagaimana menahan tekanan seperti itu.
Tetapi negara-negara Eropa, khususnya, harus lebih terlibat di Indo-Pasifik untuk meningkatkan keamanan ekonomi mereka.
"Kita harus memahami bahwa setiap negara sekarang terlibat di Indo-Pasifik," kata Landsbergis.
Baca juga: Peringatkan Potensi Kembali ke Era Perang Dingin, Presiden China Ajak Kerja Sama di Asia Pasifik
Baca juga: Joe Biden Undang Taiwan ke KTT Demokrasi, China dan Rusia Tidak Masuk Daftar
"Beberapa sekutu NATO kami bertanggung jawab besar di kawasan itu, menawarkan jaminan keamanan kepada negara-negara, dan itu berarti bahwa kami juga harus setidaknya memiliki pemahaman tentang apa yang sedang terjadi, atau mungkin memainkan peran dalam hal ini," katanya.
Landsbergis sebelumnya bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman.
Pernyataan Departemen Luar Negeri menyebutkan pertemuan itu menggarisbawahi solidaritas AS yang kuat dengan sekutu NATO-nya. (Tribunnews.com/CNA/Hasanah Samhudi)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.