Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Afrika Selatan Deteksi Varian Baru Covid-19, Disebut Lebih Menular

Para ilmuwan di Afrika Selatan telah mendeteksi varian Covid-19 baru dengan mutasi jumlah besar.

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Afrika Selatan Deteksi Varian Baru Covid-19, Disebut Lebih Menular
pixabay.com/iXimus
Afrika Selatan mendeteksi varian Covid-19 baru dengan mutasi jumlah besar. 

TRIBUNNEWS.COM - Afrika Selatan mendeteksi adanya varian baru Covid-19 yang lebih menular.

Jumlah infeksi harian di Afrika Selatan telah meningkat sepuluh kali lipat sejak awal bulan.

Para ilmuwan di Afrika Selatan mengatakan bahwa mereka telah mendeteksi varian Covid-19 baru dengan mutasi jumlah besar pada Kamis (25/11/2021).

"Sayangnya kami telah mendeteksi varian baru yang menjadi perhatian di Afrika Selatan," kata ahli virologi, Tulio de Oliveira, seperti dilansir dari NDTV.

Menurut ilmuwan Afrika Selatan, varian baru Covid-19 yang disebut B.1.1.529 memiliki jumlah mutasi yang sangat tinggi.

"Sayangnya ini (varian baru) menyebabkan kebangkitan infeksi," katanya.

Varian tersebut juga telah terdeteksi di Botswana dan Hong Kong di antara pelancong dari Afrika Selatan.

Baca juga: Strain Covid-19 yang Lebih Buruk dari Varian Delta Ditemukan di 3 Negara

Baca juga: Jerman Berduka atas 100.000 Kematian karena COVID-19

Berita Rekomendasi

WHO mengatakan sedang memantau varian tersebut.

Diperkirakan, WHO akan mengadakan pertemuan pada hari Jumat (26/11/2021) untuk membahas varian tersebut.

“Analisis awal menunjukkan bahwa varian ini memiliki sejumlah besar mutasi, yang memerlukan studi lebih lanjut,” tambah WHO.

Menteri Kesehatan Afrika Selatan, Joe Phaahla mengatakan varian itu menjadi keprihatinan serius dan di balik peningkatan eksponensial dalam kasus yang dilaporkan, menjadikannya sebagai ancaman besar.

Jumlah infeksi harian negara itu mencapai 1.200 pada hari Rabu, naik dari 106 pada awal bulan.

Sebelum deteksi varian baru, pihak berwenang telah memperkirakan gelombang keempat akan melanda Afrika Selatan mulai sekitar pertengahan Desember, didukung oleh perjalanan menjelang musim perayaan.

Institut Nasional untuk Penyakit Menular (NICD) yang dikelola pemerintah mengatakan 22 kasus positif varian B.1.1.529 telah dicatat di negara itu setelah pengurutan genom.

NICD mengatakan jumlah kasus yang terdeteksi dan persentase yang dites positif meningkat dengan cepat di tiga provinsi negara itu termasuk Gauteng, rumah bagi ekonomi Johannesburg dan ibu kota Pretoria.

Sebuah wabah cluster baru-baru ini diidentifikasi, terkonsentrasi di sebuah lembaga pendidikan tinggi di Pretoria.

Tahun lalu Afrika Selatan juga mendeteksi virus varian Beta, meski sampai sekarang angka infeksinya didorong oleh varian Delta, yang awalnya terdeteksi di India.

Negara ini memiliki jumlah pandemi tertinggi di Afrika dengan sekitar 2,95 juta kasus, di mana 89.657 di antaranya berakibat fatal.

Sepuluh Mutasi

Para ilmuwan mengatakan varian B.1.1.529 baru memiliki setidaknya 10 mutasi.

"Apa yang membuat kami khawatir adalah bahwa varian ini mungkin tidak hanya meningkatkan penularan, sehingga menyebar lebih efisien, tetapi mungkin juga dapat mengganggu bagian dari sistem kekebalan dan perlindungan yang kita miliki dalam sistem kekebalan kita," kata

Beberapa hari mendatang akan menjadi kunci untuk menentukan tingkat keparahan varian.

“Varian ini mengandung banyak mutasi yang tidak kita kenal,” tambahnya.

Baca juga: 5 Negara Berhasil Kendalikan Kasus Covid-19, Ada Filipina hingga Indonesia

Baca juga: WHO Peringatkan Soal Rasa Aman Palsu Vaksin Dianggap Telah Mengakhiri Pandemi Covid-19

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (CDC Afrika) mengatakan akan segera bertemu dengan para ahli Afrika Selatan untuk membahas varian tersebut.

"Ada begitu banyak varian di luar sana tetapi beberapa di antaranya tidak memiliki konsekuensi pada lintasan epidemi," kata kepala CDC Afrika John Nkengasong Kamis (25/11/2021).

Setelah awal yang agak lambat untuk kampanye vaksinasi Afrika Selatan, sekitar 41 persen orang dewasa telah menerima setidaknya satu dosis, sementara 35 persen divaksinasi penuh.

Angka itu jauh di atas rata-rata benua yang divaksinasi 6,6 persen.

Ini bertujuan untuk menyuntik 70 persen dari 59 juta orangnya.

Dengan stok 16,5 juta suntikan, Afrika Selatan telah menunda pengiriman dosis yang lebih banyak dipesan karena vaksin lebih cepat datang daripada penggunaannya.

(Tribunnews.com/Yurika)

Artikel terkait lainnya

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas