Polisi Jepang Catat Lebih dari 10.000 Persimpangan Dianggap Berbahaya untuk Anak Sekolah
Inspeksi mengungkapkan jalan dengan lalu lintas padat selama jam sekolah dan persimpangan berisiko tinggi di mana kendaraan sering berbelok.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Saat ini tercatat sebanyak 10.000 lokasi persimpangan yang dianggap berbahaya bagi anak-anak sekolah di Jepang.
"Mobil yang melaju kencang datang dan pergi pada sebuah celah di jalan raya tidak sedikit di Jepang. Beberapa lokasi juga telah ditetapkan dengan sinyal khusus pejalan kaki untuk rute sekolah yang berbahaya misalnya di Kota Saku, Prefektur Nagano," ungkap sumber Tribunnews.com, Jumat (26/11/2021).
Badan Kepolisian Jepang mengkonfirmasi bahwa ada lebih dari 10.000 titik berbahaya dalam pemeriksaan keselamatan jalan sekolah yang dilakukan sebagai tanggapan atas kecelakaan yang menewaskan dan melukai lima anak di Kota Yachimata, Prefektur Chiba belum lama ini.
Diperkirakan jumlahnya akan meningkat jika ditambah dengan persimpangan yang sedang diselidiki oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata.
Badan Kepolisian Nasional dan Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata akan mengalokasikan total 50,6 miliar yen untuk anggaran tambahan untuk tahun ini, yang telah disetujui oleh Kabinet pada tanggal 26 November dan akan melanjutkan dengan langkah-langkah seperti memasang lampu lalu lintas.
Menurut Badan Kepolisian Nasional, inspeksi mengungkapkan jalan dengan lalu lintas padat selama jam sekolah dan persimpangan berisiko tinggi di mana kendaraan sering berbelok.
Baca juga: Media Inggris Kabarkan Aktivitas Putri Mako di New York Usai Hijrah dari Jepang, Intip Foto-fotonya
Dari jumlah tersebut, anggaran 600 juta yen diamankan untuk sekitar 1.900 lokasi yang dapat segera dibangun.
Rambu-rambu baru seperti peraturan kecepatan, penyeberangan pejalan kaki, dan "sinyal yang dipisahkan pejalan kaki" yang benar-benar memisahkan pejalan kaki dan kendaraan akan dipasang.
Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata juga telah mengalokasikan anggaran tambahan sebesar 50 miliar yen untuk memasang dan melebarkan trotoar di sekitar 5.000 rute sekolah di seluruh negeri.
Permukaan jalan akan dicat hijau untuk memperingatkan pengemudi tentang "sabuk hijau", dan pagar pembatas akan dipertahankan.
Di sekitar rute sekolah, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Sains dan Teknologi melakukan inspeksi keselamatan secara nasional pada tahun 2012 setelah kecelakaan di mana 10 anak yang menghadiri sekolah kelompok tewas atau terluka di Kota Kameoka, Prefektur Kyoto.
Sekitar 74.000 rute sekolah berbahaya ditemukan saat ini, dan pada akhir tahun lalu, 98 persen dari rute telah diperiksa.
Namun, lokasi kecelakaan di Kota Yachimata yang terjadi pada Juni 2021 tidak masuk dalam daftar tempat berbahaya karena berada di jalur lurus dengan jarak pandang yang baik, meski berulang kali diminta warga untuk memasang pagar pembatas.
Untuk itu, tiga kementerian pendidikan, termasuk kepolisian telah memeriksa kembali jalan-jalan dengan visibilitas yang baik dan tempat-tempat yang diminta warga sejak musim panas ini.
Hasil pemeriksaan diharapkan segera diumumkan.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.