Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dikucilkan Gara-gara Omicron, Afrika Selatan Kritik Aturan Pembatasan Banyak Negara

Ia pun mendesak negara-negara yang 'mengucilkan' Afsel untuk mencabut larangan perjalanan yang diberlakukan di tengah kekhawatiran terkait kemunculan

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Dikucilkan Gara-gara Omicron, Afrika Selatan Kritik Aturan Pembatasan Banyak Negara
Ludovic MARIN / AFP
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa berbicara pada peluncuran prakarsa untuk mendukung produksi vaksin di kampus "Masa Depan Afrika" di Pretoria, pada 28 Mei 2021, selama kunjungan presiden Prancis. Presiden Prancis Emmanuel Macron melakukan kunjungan resmi dua hari ke negara itu. 

TRIBUNNEWS.COM, JOHANNESBURG - Presiden Afrika Selatan (Afsel) Cyril Ramaphosa mengatakan negaranya 'sedang dihukum' karena mendeteksi varian baru virus corona (Covid-19) Omicron yang masuk dalam kategori 'varian yang menjadi perhatian'.

Ia pun mendesak negara-negara yang 'mengucilkan' Afsel untuk mencabut larangan perjalanan yang diberlakukan di tengah kekhawatiran terkait kemunculan varian baru.

"Ilmu pengetahuan yang sangat baik harus diapresiasi, bukan dihukum," kata Ramaphosa selama kunjungan kenegaraannya ke Nigeria pada Rabu kemarin.

Dikutip dari laman Russia Today, Kamis (2/12/2021), Ramaphosa mencatat bahwa semakin banyak negara yang telah memberlakukan larangan perjalanan ke dan dari Afrika Selatan.

"Ini dilakukan sebagai akibat dari penemuan ilmuwan kami tentang varian yang baru, varian Omicron dari virus corona. Kami berharap negara-negara yang memberlakukan larangan ini segera mempertimbangkan kembali keputusan mereka," jelas Ramaphosa.

Ia memang mengakui bahwa negara-negara itu memiliki hak untuk 'mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan demi melindungi warganya'.

Baca juga: Pemerintah Keluarkan Aturan Baru Masa Karantina dan Pelancong dari Afrika Selatan

Namun dirinya menekankan bahwa 'pandemi ini membutuhkan kolaborasi dan berbagi keahlian'.

Berita Rekomendasi

Ia pun menyerukan agar negara-negara lain di Afrika bersatu melawan tindakan pembatasan 'sewenang-wenang, tidak ilmiah dan diskriminatif' ini.

Tanggapan Ramaphosa ini pun menggemakan pernyataan yang sebelumnya dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Afrika Selatan selama akhir pekan lalu.

Kementerian itu juga menyatakan bahwa negara tersebut 'dihukum' karena 'ilmunya yang luar biasa'.

"Aturan larangan perjalanan ini seperti menghukum Afrika Selatan karena genomiknya yang canggih. Pengurutan dan kemampuan untuk mendeteksi varian baru lebih cepat," kata Kementerian tersebut.

Kendati varian baru ini memicu kepanikan di seluruh Asia, Eropa dan kawasan sekitarnya setelah kali pertama terdeteksi, namun pejabat kesehatan Afrika Selatan telah menyerukan pendekatan yang lebih hati-hati.

Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan, Dr. Angelique Coetzee yang secara pribadi mengumumkan temuan pasien pertama dengan infeksi omicron, mengatakan bahwa 'aturan pembatasan perjalanan yang berat ini terlalu tergesa-gesa dan tidak dapat dibenarkan'.

"Kebenaran sederhananya adalah, kita belum cukup tahu tentang Omicron untuk membuat penilaian seperti itu atau memaksakan kebijakan semacam itu. Di Afrika Selatan, kami telah mempertahankan rasa perspektif, kami tidak memiliki peraturan baru atau pembicaraan tentang penguncian (lockdown) karena kami menunggu untuk melihat apa arti varian itu sebenarnya," kata Coetzee pada awal pekan ini.

Baca juga: Cerita Ilmuwan Afrika Selatan Saat Pertama Kali Temukan Varian Omicron, Kaget Lihat Urutan Genom

Saat ini, Amerika Serikat (AS) juga telah memberlakukan larangan perjalanan baru untuk delapan negara Afrika, termasuk Afrika Selatan.

Hal itu karena kekhawatiran menyebarnya Omicron, dengan kasus infeksi pertama ditemukan pada kemarin Rabu di negara bagian California.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas