Kebingungan Jadwal Para Pejabat Jepang, Jadi Mengambang Gara-gara Omicron
Para pejabat pemerintahan termasuk kantor PM Jepang mulai bingung mengatur jadwal kembali gara-gara penyebaran corona Omicron belakangan ini. Jadwal
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Para pejabat pemerintahan termasuk kantor PM Jepang mulai bingung mengatur jadwal kembali gara-gara penyebaran corona Omicron belakangan ini. Jadwal yang ada jadi mengambang belum ada kepastian kini.
Hal ini dapat mempengaruhi kunjungan Perdana Menteri Fumio Kishida pula ke Amerika Serikat pada akhir tahun 2021.
Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno hanya menyatakan kemarin (1/12/2021) bahwa kunjungan Perdana Menteri ke Amerika Serikat "belum ada yang diputuskan saat ini." Kini jadi mengambang, tambahnya.
Demikian pula jadwal Menteri Luar Negeri Jepang.
"Saya terpaksa menunda keberangkatan ke Jenewa dan WTO juga mengundurkan rapat ke masa depan gara-gara penyebaran Omicron," papar Menteri Luar Negeri Yoshimasa Hayashi hari Selasa lalu (30/11/2021).
Pertemuan Tingkat Menteri Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) awalnya dijadwalkan akhir November hingga 1 Desember 2021 menjadi ditunda.
Kekecewaan menyebar di lingkungan Kementerian Luar Negeri hanya karena varian Delta semakin konvergen sementara momentum untuk melanjutkan diplomasi tatap muka semakin meningkat.
Kekhawatiran tentang varian Omicron juga meningkat pada akhir November, dan setiap negara memperkuat tindakan perbatasan sekaligus.
Jenewa Swiss, sebagai tempat Konferensi Tingkat Menteri WTO akan diadakan, juga telah memperketat pembatasan perjalanan, dan konferensi tersebut telah ditunda.
Hal ini berarti lawatan luar negeri pertama ke luar negeri setelah pelantikan Menteri Luar Negeri Yoshimasa Hayashi yang dijadwalkan hadir juga ditunda.
Mulai 10 Desember mendatang pertemuan menteri luar negeri tujuh negara maju (G7) akan dijadwalkan di Liverpool, Inggris.
Pertemuan tersebut berencana untuk mengundang anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk bertukar pandangan tentang situasi di kawasan Indo-Pasifik, termasuk China, tetapi pejabat pemerintah Jepang mengatakan, "Inggris tampaknya mulai khawatir."
Fokus terbesar bagi Jepang adalah kunjungan Perdana Menteri ke Amerika Serikat yang setuju dengan Presiden AS Joe Biden di Inggris di masa lalu. Mereka sepakat bertemu di Washington pada akhir tahun ini.
Namun, sumber diplomatik AS-Jepang menunjukkan bahwa "menjadi hal biasa bagi setiap negara untuk mengambil tindakan secara lebih luas."
Jadwal beberapa pejabat Jepang juga didiskusikan grup pecinta Jepang. Silakan bergabung lewat email: info@tribun.in
Sumber diplomatik tersebut juga mengatakan akan sulit untuk mengunjungi Amerika Serikat karena tergantung pada tanggapan Amerika Serikat nantinya di tengah penyebaran Omicron saat ini.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.