Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

POPULER Internasional: Dokter Austria Salah Amputasi Kaki | Afsel Kritik Pembatasan Sejumlah Negara

Rangkuman berita populer Internasional, di antaranya dokter bedah di Austria dikenai denda Rp43,8 juta karena salah amputasi kaki pasien.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in POPULER Internasional: Dokter Austria Salah Amputasi Kaki | Afsel Kritik Pembatasan Sejumlah Negara
Kolase Tribunnews
Rangkuman berita populer Internasional, di antaranya dokter bedah di Austria dikenai denda Rp43,8 juta karena salah amputasi kaki pasien. 

Sementara itu pasien lansia, yang meninggal sebelum kasus ini dibawa ke pengadilan, juga diberi ganti rugi €5.000 sekira Rp81,4 juta.

Ganti rugi itu diberikan kepada istri mendiang pasien tersebut.

AFP melaporkan, insiden salah amputasi ini bermula ketika pasien datang ke klinik di Kota Freistadt pada Mei lalu untuk menjalani proses amputasi kaki.

BACA SELENGKAPNYA >>>

2. Asosiasi Tenis Wanita Tangguhkan Turnamen di China, Imbas Pengabaian Kasus Pelecehan Peng Shuai

Asosiasi Tenis Wanita (The Women's Tennis Association-WTA) akan segera menangguhkan semua turnamen di China, termasuk Hong Kong.

Hal itu sebagai tanggapan atas tindakan pemerintah China yang dianggap telah mengabaikan kasus pelecehan seksual yang dilakukan mantan Wakil Perdana Menteri Zhang Gaoli terhadap atlet tenis Peng Shuai.

BERITA REKOMENDASI

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis Rabu (2/12/2021), Ketua dan CEO WTA Steve Simon mengatakan keputusan itu didasarkan pada tanggapan dari pejabat China dalam skandal #MeToo.

Selain itu juga termasuk pemblokiran unggahan Peng Shuai di Weibo dan pengabaian seruan untuk melakukan penyelidikan penuh dan transparan terhadap kasus yang menimpa bintang tenis itu.

Dikatakan Simon, pihaknya tidak dapat mengadakan turnamen di negara di mana atlet-nya tidak diizinkan berkomunikasi secara bebas.

Baca juga: Keberadaan Mantan Wakil PM China Zhang Gaoli setelah Dituduh Lakukan Pelecehan ke Petenis Peng Shuai

Dia juga mempertimbangkan risiko yang dapat dihadapi jika tetap mengadakan acara di China pada 2022 mendatang.

"Dalam hati nurani yang baik, saya tidak melihat bagaimana saya dapat meminta atlet kami untuk bersaing di sana ketika Peng Shuai tidak diizinkan untuk berkomunikasi secara bebas dan tampaknya telah ditekan untuk membantah tuduhan penyerangan seksualnya," kata Simon dikutip dari CNN.

"Mengingat keadaan saat ini, saya juga sangat prihatin dengan risiko yang dapat dihadapi semua pemain dan staf kami jika kami mengadakan acara di China pada 2022," lanjutnya.

Simon kemudian menyayangkan sikap pemerintah China yang belum menanganai masalah pelecehan seksual yang dialami Peng Shuai.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas