7,6 Juta Orang Filipina Divaksin dalam Waktu 3 Hari, Duterte Menuntut Lebih Banyak Lagi
Selama tiga hari, Filipina telah memberikan suntikan vaksin Covid kepada 7,6 juta orang berusia 12 tahun ke atas.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Filipina sebelumnya dituduh tidak kompeten dan korup dalam menangani pandemi, telah melakukan kampanye vaksinasi besar-besaran.
Selama tiga hari, Filipina telah memberikan suntikan vaksin Covid kepada 7,6 juta orang berusia 12 tahun ke atas.
Sekitar 34,52 persen dari populasi Filipina kini sudah sepenuhnya menerima vaksin Covid-19.
Baca juga: Antisipasi Penyebaran Omicron Saat Libur Nataru, Polri Bentuk Ribuan Pos PPKM Level 3
Baca juga: Sudah 38 Negara yang Konfirmasi Kemunculan Varian Omicron, Bagaimana dengan Tingkat Kematiannya?
Melansir NPR, penyelenggara awalnya berharap dapat memvaksinasi sembilan juta orang.
Seiring dengan meningkatnya vaksinasi, infeksi harian baru di Filipina juga menurun drastis.
Tetapi Presiden Duterte tidak melihat alasan untuk bersantai karena varian omicron semakin menarik kekhawatiran global.
Dikenal memiliki sifat blak-blakan, Duterte mendesak orang-orang untuk divaksinasi.
Minggu ini Duterte menyuruh orang sebangsanya untuk memilih: "Kematian dini atau hidup lebih lama".
Baca juga: Korea Selatan Laporkan Rekor Tertinggi Kasus Harian dan Kematian Covid-19, Total 9 Kasus Omicron
Baca juga: POPULER Internasional: Omicron Disebut Merebak dalam 3-6 Bulan | Pria Bersenjata Datangi Markas PBB
Peneliti Menduga Mutasi Varian Omicron Berasal dari Virus Flu Biasa
Para peneliti menduga varian Covid-19 Omicron memperoleh setidaknya satu dari puluhan mutasinya dengan mengambil potongan materi genetik dari virus lain, seperti virus penyebab flu biasa.
Menurut mereka, urutan genetik varian Omicron ini tidak muncul dalam versi virus corona sebelumnya, yang disebut SARS-CoV-2.
Peneliti dari Cambridge, perusahaan analitik data yang berbasis di Massachusetts, AS, Venky Soundararajan menyebut varian Omicron membuat dirinya terlihat "lebih manusiawi".
"Dengan memasukkan potongan khusus ini ke dalam dirinya sendiri, Omicron mungkin membuat dirinya terlihat "lebih manusiawi," yang akan membantunya menghindari serangan oleh sistem kekebalan manusia," katanya, dikutip Tribunnews.com dari Reuters, Sabtu (4/12/2021).
Baca juga: Pemerintah Larang WNA dari Negara Terkonfirmasi Omicron Masuk ke Indonesia
Hal ini bisa berarti virus lebih mudah menular, dan kemungkinan hanya menyebabkan penyakit ringan atau tanpa gejala.
Namun para ilmuwan belum mengetahui apakah Omicron lebih menular daripada varian lainnya.
Berita lain terkait dengan Vaksinasi Virus Corona
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani/Maliana)