Punya Klinik Bernama Omicron, Pengusaha Ini Tuntut WHO soal Pemberian Istilah Varian Baru Covid-19
Seorang pengusaha Siberia telah mengajukan gugatan terhadap Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) cabang Rusia
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Seorang pengusaha Siberia telah mengajukan gugatan terhadap Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) cabang Rusia, karena khawatir klasifikasi varian baru virus corona (Covid-19) yang baru ditemukan dan dinamakan 'Omicron' akan merusak citra bisnisnya.
CEO klinik oftalmologi Jaringan Omicron, Alexander Padar, mengajukan klaim ke Pengadilan Arbitrase Moskwa pada 30 November lalu, namun media lokal melaporkan keluhan pengusaha ini pada Jumat lalu.
Baca juga: Pemerintah dan Masyarakat Perlu Belajar dari Kegagalan Cekal Delta untuk Cegah Penularan Omicron
Dikutip dari laman Russia Today, Minggu (5/12/2021), ia menegaskan penggunaan kata 'omicron' yang merujuk pada varian baru Covid-19 serta infeksi lainnya, harus dimasukkan dalam daftar hitam.
"Nama kami adalah merek dagang terdaftar, terutama di bidang kedokteran dan perawatan kesehatan, karena ini adalah layanan inti kami. Beberapa varian virus corona telah merusak reputasi kami," jelas Padar.
Ia pun mencatat bahwa stigma buruk terkait omicron ini bisa saja dikaitkan dengan nama kliniknya.
Baca juga: Pasca Varian Omicron Muncul, Banyak Anak di Afrika Selatan Positif Covid-19
"Pikirkan, jika seseorang meninggal karena 'Omicron'. Kerabat atau teman anda, anda tidak mungkin pergi ke klinik dengan nama yang sama," kata Padar.
Padar menekankan bahwa dirinya telah menginvestasikan sejumlah besar uang untuk mengiklankan kliniknya.
Namun kini, dengan munculnya varian baru itu, orang cenderung mengenal omicron sebagai varian, bukan kliniknya.
Menurutnya, ia akan mengalami kerugian finansial yang sangat besar karena sebutan varian baru ini.
Perlu diketahui, sejauh ini varian Covid-19 dinamakan berdasar pada huruf alfabet Yunani untuk menjamin netralitas geografis dan politik.
Para ilmuwan di seluruh dunia telah menimbulkan kepanikan setelah munculnya strain Omicron yang memiliki 32 mutasi protein lonjakan.
Seorang Ahli Virus di Imperial College London, Dr. Tom Peacock mengatakan bahwa varian ini bisa menjadi perhatian yang nyata.
Sementara Ahli Virologi Rusia di Gamaleya Research Institute of Epidemiology and Microbiology yang mengembangkan vaksin Sputnik V Rusia, Anatoly Altshtein meragukan tingkat keparahan varian baru itu pada awal pekan ini.
Baca juga: Covid-19 Varian Omicron Menyebar di 38 Negara, WHO Sebut Belum Ada Laporan Kematian
Menurutnya, jumlah lonjakan mutasi yang tinggi mengindikasikan bahwa varian tersebut memiliki genom yang tidak stabil, sehingga membuatnya bersifat 'kurang berbahaya'.
"Jumlah mutasi yang berlebihan menyebabkan melemahnya kemampuan virus untuk menyebabkan penyakit," kata Altshtein.