Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fauci: Indikasi Awal Omicron Tidak Menyebabkan Tingkat Keparahan yang Besar pada Covid-19

Penasihat pandemi Amerika Serikat Anthony Fauci mengatakan indikasi awal menunjukkan varian Omicron tidak menyebabkan kasus Covid-19 yang parah

Editor: hasanah samhudi
zoom-in Fauci: Indikasi Awal Omicron Tidak Menyebabkan Tingkat Keparahan yang Besar pada Covid-19
digi24.ro
Ilustrasi varian baru Covid-19, Omicron 

TRIBUNNEWS.COM – Penasihat pandemi Amerika Serikat Dr Anthony Fauci mengatakan indikasi awal tentang tingkat keparahan kasus Covid-19 akibat varian Omicron cukup menggembirakan, namun perlu informasi lebih banyak.

"Meskipun terlalu dini untuk benar-benar membuat pernyataan pasti tentang hal itu, sejauh ini sepertinya tidak ada tingkat keparahan yang besar," kata Fauci.

“Sejauh ini, sinyalnya sedikit menggembirakan. Tapi kami benar-benar harus berhati-hati sebelum kami membuat keputusan apa pun bahwa itu tidak terlalu parah, atau itu benar-benar tidak menyebabkan penyakit parah, seperti Delta,” katanya.

Laporan dari Afrika Selatan, yang secara resmi mengumumkan adanya varian Omicron ini, menunjukkan tingkat rawat inap tidak meningkat secara mengkhawatirkan.

Pakar medis dalam beberapa hari terakhir menggarisbawahi bahwa populasi Afrika Selatan cenderung muda dan kasus yang lebih parah dapat muncul dalam beberapa minggu mendatang.

Baca juga: Anthony Fauci: Ilmuwan Belum Tahu Apakah Varian Omicron Menyebabkan Penyakit Parah

Baca juga: Studi Awal di AS: Omicron Mungkin Memiliki Kode Genetik Virus Penyebab Flu Biasa

Tes laboratorium sedang dilakukan untuk menentukan apakah Omicron lebih mudah menular daripada jenis lain, resisten terhadap kekebalan dari vaksinasi, dan jika infeksi lebih parah, dengan hasil yang diharapkan dalam beberapa minggu.

Kasus di AS

Berita Rekomendasi

Di AS, pejabat kesehatan mengatakan varian tersebut telah menyebar ke sekitar sepertiga negara bagian AS.

Tetapi Covid-19 varian Delta membuat lebih dari 99 persen kasus dan menyebabkan peningkatan rawat inap.

Al Jazeera melansir penghitungan Reuters bahwa 15 negara bagian AS telah melaporkan kasus Omicron: California, Colorado, Connecticut, Hawaii, Maryland, Massachusetts, Minnesota, Missouri, Nebraska, New Jersey, New York, Pennsylvania, Utah, Washington dan Wisconsin.

Baca juga: Kasus Pertama Varian Omicron di Malaysia, Pasien Datang dari Afrika Selatan Transit di Singapura

Baca juga: Dua Orang yang Baru Tiba di Singapura dari Afrika Selatan Positif Covid-19 Varian Omicron

Banyak kasus terjadi pada individu yang divaksinasi lengkap dengan gejala ringan, meskipun status suntikan booster dari beberapa pasien tidak diketahui.

“Saya pikir ada risiko nyata bahwa kita akan melihat penurunan efektivitas vaksin,” ujar Stephen Hoge, presiden produsen vaksin Moderna kepada ABC News.

"Apa yang saya tidak tahu adalah seberapa substansial itu," tambah Hoge.

“Apakah itu akan menjadi hal yang kita lihat dengan varian Delta, yang pada akhirnya vaksin masih efektif, atau apakah kita akan melihat sesuatu seperti penurunan kemanjuran 50 persen, yang berarti kita perlu memulai ulang vaksin,” katanya.

Moderna, seperti perusahaan farmasi lainnya, termasuk Pfizer, telah mulai bekerja untuk mengadaptasi vaksin mereka jika perlu.

Baca juga: Gejala Omicron, Varian Baru Covid-19 dari Afrika Selatan, Digambarkan Sangat Ringan

Baca juga: Ada Varian Omicron, Afrika Selatan Hadapi Gelombang Keempat Covid-19

Kasus varian Omicron sejauh ini telah dikonfirmasi di sekitar 40 negara dari lima benua.

Epidemiolog dari Organisasi Kesehatan Dunia Dr Maria Van Kerkhove mengatakan dalam acara 'Face The Nation dari CBS bahwa Omicron tetap menjadi masalah meskipun kurang berbahaya.

“Bahkan jika kita memiliki sejumlah besar kasus yang ringan, beberapa dari mereka akan memerlukan rawat inap,” katanya.

“Mereka harus masuk ke ICU dan beberapa orang akan meninggal… Kami tidak ingin melihat itu terjadi di atas situasi yang sudah sulit dengan Delta yang beredar secara global,” ujarnya. (Tribunnews.com/Aljazeera/Hasanah Samhudi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas