3 Anggota Hamas Tewas dalam Penembakan di Kamp Palestina Burj al-Shemali
3 anggota kelompok Islam Hamas tewas dan beberapa lainnya terluka dalam insiden penembakan di Kamp Palestina, Burj al-Shemali, Lebanon, pada Minggu.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Inza Maliana
TRIBUNNEWS.COM - Tiga anggota kelompok Islam Hamas tewas dan beberapa lainnya terluka dalam insiden penembakan di Kamp Palestina, Burj al-Shemali, Lebanon, pada Minggu (12/12/2021).
Namun, sebelumnya, dua pejabat Hamas mengatakan kepada Reuters, bahwa ada empat orang yang tewas.
Pernyataan yang dikeluarkan oleh Hamas mengatakan anggota Pasukan Keamanan Nasional, yang berasal dari Otoritas Palestina, melakukan serangan itu.
Pejabat Otoritas Palestina mengutuk serangan itu, dan menolak tuduhan Hamas.
Baca juga: Lima Anggota Hamas Palestina Tewas Ditembak Usai Bentrokan dengan Pasukan Israel
Baca juga: Pesawat Tempur Israel Membom Situs Pembuatan Senjata Hamas di Gaza, Balasan Serangan Balon Pembakar
Palestina pun mendesak semua pihak untuk menunggu hasil penyelidikan.
Otoritas Palestina dan Hamas diketahui menjadi saingan sengit sejak perang saudara 2007 di Jalur Gaza, yang berakhir dalam kendali Hamas, sementara Otoritas Palestina terus memiliki kendali terbatas atas Tepi Barat yang diduduki Israel.
Beberapa upaya rekonsiliasi untuk mengakhiri perselisihan pembagian kekuasaan antara kedua belah pihak sejak itu gagal.
Insiden penembakan itu terjadi saat pemakaman seorang pendukung Hamas yang tewas dalam ledakan pada Jumat malam (10/12/2021) di kamp di kota pelabuhan Tirus, Lebanon selatan.
"Kami menganggap kepemimpinan Otoritas di Ramallah dan dinas keamanan mereka di Lebanon bertanggung jawab penuh atas kejahatan itu," kata pernyataan Hamas.
Tentara Lebanon mengatakan satu tersangka dalam penembakan itu telah ditahan oleh Keamanan Nasional Palestina.
Baca juga: Pemimpin Hamas Ungkap Pembicaraan dengan PBB Terkait Situasi Kemanusiaan di Gaza Temui Jalan Buntu
Baca juga: Pascaperang 11 Hari Israel-Hamas, Warga Gaza Hadapi Pembangunan Ulang yang Habiskan Biaya Mahal
Berbicara kepada Reuters di Ramallah melalui telepon dari Beirut, duta besar Palestina untuk Lebanon, Ashraf Dabour, menolak tuduhan Hamas.
"Ini adalah tindakan yang ditolak dan dikutuk ... Komite investigasi akan mengungkapkan siapa yang berdiri di belakangnya," kata Dabour.
"Kami telah melakukan kontak dengan para pemimpin Hamas dan meminta mereka menunggu hasil investigasi."
Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu (11/12/2021) bahwa ledakan pada Jumat malam itu disebabkan oleh gangguan listrik di gudang yang berisi tabung oksigen dan gas untuk pasien COVID-19, serta deterjen dan desinfektan.
Sejumlah faksi Palestina bersenjata, termasuk Hamas dan gerakan Fatah, memegang kendali efektif atas sekitar selusin kamp Palestina di negara itu, yang tidak boleh dimasuki oleh otoritas Lebanon.
Berita lain terkait dengan Hamas
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)