Remaja Rusia Ledakkan Diri di Biara Sekolah Menggunakan Bom Rakitan
Seorang remaja Rusia "meledakkan diri" di biara yang berada di kompleks sekolah Ortodoks di luar Moskow.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Seorang remaja Rusia berusia 18 tahun "meledakkan diri" di biara yang berada di kompleks sekolah Ortodoks di luar Moskow pada Senin (13/12/2021).
Untuk diketahui, Rusia telah mengalami peningkatan serangan serupa di sekolah-sekolah dalam beberapa tahun terakhir.
Tetapi, insiden seperti itu jarang terjadi di tempat-tempat keagamaan.
"Seorang lulusan berusia 18 tahun dari lembaga pendidikan ini memasuki gedung gimnasium Ortodoks Biara Vvedenskiy Vladychniy dan meledakkan dirinya," kata kementerian dalam negeri, mengutip CNA.
Sementara itu, seorang anak berusia 15 tahun terluka dalam serangan itu.
Menurut informasi awal, pelaku selamat dari ledakan itu.
Baca juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Mengaku Pernah Jadi Sopir Taksi setelah Jatuhnya Uni Soviet
Baca juga: Kentucky Amerika Serikat Diterjang Tornado, Setidaknya 70 Orang Tewas
Kementerian mengatakan, staf telah dievakuasi dan informasi tentang korban lain sedang diklarifikasi.
Beberapa kantor berita Rusia mengatakan hingga tujuh orang terluka.
Dikutip dari The Moscow Times, remaja itu meledakkan bom rakitan pada pukul 08:24 waktu Moskow di Biara Wanita Vladychny.
Biara tersebut berlokasi di sekolah yang berada di kota Serpukhov, kurang dari 100 kilometer selatan Moskow.
Menurut kantor berita TASS, mungkin ada 12 orang yang terluka akibat ledakan itu.
TASS, mengutip sumber penegak hukum yang tidak disebutkan namanya, melaporkan tersangka telah dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis.
"Dia selamat, tetapi ledakan itu merobek kakinya," kata TASS.
"Tersangka diyakini dimotivasi oleh kebenciannya terhadap guru sekolah dan biarawati," kata Interfax mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.
Baca juga: Ledakan Gas di Sisilia Akibatkan Bangunan Apartemen 4 Lantai Runtuh, 3 Orang Tewas
Baca juga: Ledakan Besar Guncang Kamp Palestina di Lebanon, Ini Penyebabnya