China Bertekad Menyerang Balik Jika Amerika Serikat Sembrono Memberlakukan Sanksi
China bertekad akan menyerang baik setiap tindakan sembrono Amerika Serikat yang memberlakukan sanksi terhadap individu dan entitasnya
Editor: hasanah samhudi
TRIBUNNEWS.COM - China telah memperingatkan bahwa mereka akan menyerang balik setiap tindakan sembrono Amerika Serikat.
China juga mendesak Washington untuk menarik kembali persetujuannya memberlakukan sanksi terhadap orang dan entitas yang terkait dengan pelanggaran hak asasi manusia di Beijing.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengecam sanksi tersebut sebagai tindakan sesat.
“Kami mendesak AS untuk segera menarik keputusan salah yang relevan dan berhenti mencampuri urusan dalam negeri China dan merugikan kepentingan China,” sebutnya.
"Jika AS bertindak sembrono, China akan mengambil langkah-langkah efektif untuk menyerang balik dengan tegas," kata Wang dalam konferensi pers di Beijing, Senin (13/12/2021).
Baca juga: AS Beri Sanksi Besar Terhadap China, Myanmar, dan Korea Utara Terkait Hak Asasi Manusia
Baca juga: Presiden Biden Ingatkan Sanksi Amerika Serikat Jika Rusia Serang Ukraina: Ini Jawaban Presiden Putin
Amerika Serikat memberlakukan sanksi terkait hak asasi manusia pada hari Jumat (10/12/2021) terhadap individu dan entitas China, dan juga individu dan entitas yang terkait dengan Myanmar, Korea Utara, dan Bangladesh.
Sanksi ini merupakan yang terbaru dari serangkaian sanksi yang diberlakukan, yang bertepatan dengan KTT Demokrasi virtual dua hari Presiden AS Joe Biden.
Dalam KTT itu, Biden mengumumkan inisiatif untuk meningkatkan demokrasi di seluruh dunia dan mendukung undang-undang pro-demokrasi di Amerika Serikat.
Pada hari Senin (13/12/2021), Wang bersumpah bahwa Beijing “tidak tergoyahkan dalam tekadnya untuk membela kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunan nasional”.
Wang juga membela kebijakan China dalam menangani komunitas Muslim Uighur di wilayah otonomi Xinjiang.
Baca juga: China Beri Peringatan Keras Setelah Negara-negara Barat Boikot Diplomatik Olimpiade Beijing
Baca juga: Menlu AS dan China Ikut Berpartisipasi pada Bali Democracy Forum Ke-14
Menurutnya, China bertekad memerangi kekerasan, terorisme, separatisme, dan kekuatan ekstremis agama.
“Tindakan sesat Amerika Serikat tidak dapat menghancurkan keseluruhan bentuk pembangunan Xinjiang, menghentikan kemajuan China, atau membalikkan tren perkembangan sejarah,” kata Wang.
Di antara individu yang menjadi target sanksi Departemen Keuangan AS adalah perusahaan intelijen buatan China SenseTime.
Perusahaan ini dituduh mengembangkan program pengenalan wajah yang dapat menentukan etnis target, dengan fokus khusus pada mengidentifikasi etnis Uighur.