Ketegangan Rusia-Ukraina Berlanjut, PM Inggris Boris Johnson Peringatkan Vladimir Putin
Perdana Menteri Inggris memperingatkan Vladimir Putin bahwa akan ada "konsekuensi signifikan" jika Rusia menginvasi Ukraina.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Inggris memperingatkan Vladimir Putin bahwa akan ada "konsekuensi signifikan" jika Rusia menginvasi Ukraina.
Dilansir Sky News, Boris Johnson berbicara dengan Putin melalui telepon pada hari Senin (13/12/2021) untuk menekankan komitmen Inggris ke Ukraina.
Johnson memberi tahu sang presiden bahwa setiap tindakan destabilisasi di kawasan Ukraina oleh Moskow akan menjadi "kesalahan strategis".
Para pemimpin barat saat ini tengah berusaha membujuk Kremlin untuk mundur atas penumpukan pasukan Rusia di Ukraina.
Seorang juru bicara Nomor 10 mengatakan:
"Perdana menteri menegaskan kembali pentingnya bekerja melalui saluran diplomatik untuk mengurangi ketegangan dan mengidentifikasi solusi yang berkepanjangan."
Baca juga: Setelah Kunjungan Menlu AS Blinken, Giliran Utusan Rusia Nikolay Patrushev Temui Presiden Jokowi
Baca juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Mengaku Pernah Jadi Sopir Taksi setelah Jatuhnya Uni Soviet
"Perdana menteri menekankan komitmen Inggris untuk integritas teritorial dan kedaulatan Ukraina dan memperingatkan bahwa setiap tindakan destabilisasi akan menjadi kesalahan strategis yang akan memiliki konsekuensi signifikan."
Akankah ketegangan mengarah pada perang?
Pada 12 Desember, pertemuan para menteri luar negeri G7 di Liverpool mengeluarkan pernyataan yang mengingatkan Moskow bahwa "setiap penggunaan kekuatan untuk mengubah perbatasan sangat dilarang berdasarkan hukum internasional".
G7 berjanji untuk menerapkan "konsekuensi yang berat" pada Rusia jika Rusia melakukan tindakan terhadap tetangganya.
Pada hari Senin, Uni Eropa mengumumkan bahwa mereka menjatuhkan sanksi pada kontraktor militer Grup Wagner Rusia yang dituduh berusaha mengacaukan Ukraina.
Menurut intelijen AS, Rusia telah mengirim sekitar 70.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina.