Ledakan Truk BBM di Haiti Tewaskan 60 Orang dan Membakar 20 Rumah Warga
Ledakan truk Bahan Bakar Minyak (BBM) di Haiti menewaskan sedikitnya 60 orang dah puluhan lainnya terluka. Sementara 20 rumah warga terbakar.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Ledakan sebuah truk pengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) di Haiti menewaskan sedikitnya 60 orang.
Akibat kejadian itu, puluhan orang juga dilaporkan mengalami cedera.
Truk BBM tersebut meledak di kota Cap-Haitien, Haiti utara pada Senin (13/12/2021).
Ledakan itu terjadi tepat setelah tengah malam di kota terbesar kedua Haiti, di pantai utara.
Setelah ledakan, orang-orang yang selamat bergegas keluar dan berteriak.
Mereka melihat api menghanguskan sebagian rumah-rumah sekitar.
Baca juga: Ledakan Gas di Sisilia Akibatkan Bangunan Apartemen 4 Lantai Runtuh, 3 Orang Tewas
Baca juga: Jurnalis Myanmar Dilaporkan Tewas dalam Tahanan Militer, Kondisinya Sehat Sebelum Ditangkap
Beberapa jam kemudian, para korban luka-luka dilarikan ke rumah sakit.
Staf rumah sakit kewalahan karena membutuhkan lebih banyak staf medis.
“Kami sekarang menghitung 60 kematian,” kata Wakil Walikota Patrick Almonor, dilansir dari Al Jazeera Rabu (15/12/2021).
Dia menambahkan bahwa pihak berwenang masih mencari korban yang terjebak di tengah puing-puing yang hangus.
Menurut Almonor, tampaknya sopir truk kehilangan kendali saat membelok untuk menghindari ojek.
Alhasil, truk tangki tersebut terbalik dan menyebabkan ledakan.
Dia mengatakan bahan bakar tumpah ke jalan dan pejalan kaki bergegas mengambilnya.
“Saat itu lewat tengah malam dan saya mendengar suara keras jadi saya meminta salah satu anak laki-laki saya untuk pergi dan melihat."
"Dia memberi tahu saya sebuah truk bensin meledak,” kata Abraham Joanis, warga sekitar kejadian.
“Segera, saya pergi dengan keluarga saya, dan saya menuju ke arah jembatan yang lain,” tambahnya.
Almor mengatakan, lebih dari 100 orang dilaporkan terluka dalam ledakan yang juga membakar sekitar 20 rumah di dekat lokasi itu.
Dia menambahkan bahwa jumlah kematian diperkirakan akan terus meningkat karena orang yang meninggal di rumah mereka belum dihitung.
"Mengerikan apa yang terjadi," kata wakil walikota.
“Kami kehilangan begitu banyak nyawa," sambungnya.
Insiden itu terjadi ketika Haiti sedang berjuang dengan kekurangan bahan bakar yang meluas dan harga gas yang melonjak.
Sebagian disebabkan oleh geng-geng bersenjata yang telah memasang blokade di terminal bahan bakar di ibu kota, Port-au-Prince, dan daerah sekitarnya.
Kekerasan geng dan ketidakstabilan politik telah meroket di Haiti setelah pembunuhan Juli terhadap Presiden Jovenel Moise.
Haiti juga telah berjuang untuk membangun kembali setelah gempa bumi berkekuatan 7,2 yang menghancurkan pada bulan Agustus.
Perdana Menteri Haiti Ariel Henry, yang melakukan perjalanan ke kota itu pada Selasa, mengatakan ledakan itu telah menyebabkan puluhan orang terluka.
"Tiga hari berkabung nasional akan ditetapkan di seluruh wilayah, untuk mengenang para korban tragedi yang telah menghancurkan seluruh bangsa Haiti ini," tulis Henry di Twitter pada hari sebelumnya.
Dia menambahkan bahwa akan didirikan rumah sakit lapangan di Cap- Haitien untuk merawat para korban.
Sementara itu, Rumah Sakit Universitas Justinien di dekatnya kewalahan dengan pasien saat mereka yang terluka diangkut ke fasilitas tersebut.
Baca juga: Mantan PM Jepang Shinzo Abe: Petualangan Militer China Bisa Jadi Tindakan Bunuh Diri
Baca juga: Lebih dari 100.000 Warga Amerika Hadapi Pemadaman Listrik, Usai Tornado Terjang AS
"Kami tidak memiliki kemampuan untuk merawat jumlah orang yang mengalami luka bakar parah," kata seorang perawat kepada kantor berita AFP.
"Aku khawatir kita tidak akan bisa menyelamatkan mereka semua," imbuhnya.
Walikota Pierre Yvrose menggambarkan situasinya sebagai kritis dan menyerukan sumber daya tambahan.
“Kami membutuhkan sumber daya manusia, dan juga sumber daya material, yaitu serum, kain kasa, dan apa pun yang dapat digunakan jika terjadi luka bakar parah,” kata Yvrose.
Jumlah total korban luka masih belum diketahui.
Kantor PBB di Haiti mengatakan siap membantu otoritas nasional dalam menanggapinya, dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga para korban.
(Tribunnews.com/Yurika)