Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sinovac Klaim Suntikan Booster akan Memberi Perlindungan 94% pada Varian Omicron

Sinovac China mengklaim pemberian dosis ketiga atau booster dari vaksin Covid-19 buatannya 94% efektif melawan varian Omicron.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Sinovac Klaim Suntikan Booster akan Memberi Perlindungan 94% pada Varian Omicron
CHAIDEER MAHYUDDIN / AFP
Seorang petugas kesehatan memegang botol vaksin Sinovac untuk virus corona Covid-19 di gedung konvensi di Banda Aceh pada 7 Agustus 2021. 

TRIBUNNEWS.COM - Sinovac China mengklaim pemberian dosis ketiga atau booster dari vaksin Covid-19 buatannya 94% efektif melawan varian Omicron.

Dilansir Forbes, pernyataan ini datang sehari setelah sebuah penelitian menyebut dua dosis vaksin CoronaVac dari Sinovac gagal menghasilkan antibodi terhadap varian Covid-19 terbaru.

Menurut laporan Nikkei Asia, Sinovac mengutip studi laboratoriumnya yang menunjukkan 7 dari 20 orang yang sudah menerima dua dosis vaksin CoronaVac-nya diuji positif untuk menetralkan antibodi—yang menurut pembuat vaksin adalah tingkat kemanjuran 35%.

Lebih lanjut, ahli vaksin mencatat dari 48 orang yang menerima tiga dosis CoronaVac, 45 orang diantaranya atau 94% dinyatakan positif menetralkan antibodi.

Studi Sinovac ini didasarkan pada dua sampel Omicron yang dikumpulkan dari Hong Kong.

Seorang petugas kesehatan memberikan dosis vaksin potensial Sinovac Biotech kepada Dokter Cem Gun (kiri) selama uji coba fase ke-3 di Rumah Sakit Acibadem di Istanbul, pada 9 Oktober 2020.
Seorang petugas kesehatan memberikan dosis vaksin potensial Sinovac Biotech kepada Dokter Cem Gun (kiri) selama uji coba fase ke-3 di Rumah Sakit Acibadem di Istanbul, pada 9 Oktober 2020. (Yasin AKGUL / AFP)

Baca juga: Omicron Terkonfirmasi Masuk RI, Gus Muhaimin: Segera Cegah Penyebarannya

Baca juga: Masyarakat Diimbau Jangan Pilih-pilih Vaksin, Vaksin Sinovac Diprioritaskan untuk Anak 6-11 Tahun

Saat ini, perusahaan sedang melakukan studi tambahan untuk menawarkan evaluasi yang lebih komprehensif, jelas laporan itu.

CoronaVac buatan Sinovac adalah salah satu vaksin Covid-19 yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.

Berita Rekomendasi

CoronaVac juga menjadi salah satu dari dua vaksin Covid-19 buatan China yang menerima persetujuan penggunaan darurat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sinovac Menjawab Penelitian yang Menyebutnya Tak Efektif

Sinovac merilis laporan soal efektivitas dosis ketiga atau booster-nya beberapa hari setelah Universitas Hong Kong menerbitkan penelitian tentang kurangnya respons antibodi dari CoronaVac.

Universitas Hong Kong, dalam penelitiannya, mengangkat kekhawatiran tentang efektivitas vaksin yang banyak digunakan di dunia ini terhadap varian Omicron.

Diketahui, varian Covid-19 terbaru yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan ini mampu menyebar dengan cepat.

Dikutip dari SCMP, studi di HKU memeriksa antibodi penetralisir, hampir sama seperti respons imun yang berfungsi sebagai penanda kasar untuk perlindungan terhadap infeksi.

Dari 25 orang yang menerima dua dosis penuh CoronaVac, tidak ada yang ditemukan memiliki tingkat antibodi penetral yang terdeteksi, menurut penulis studi dan pakar penyakit menular terkemuka Yuen Kwok-yung dan timnya.

Di sisi lain, orang yang divaksinasi penuh dengan Pfizer-BioNTech, lima dari 25 orang memiliki tingkat antibodi yang dapat dideteksi.

Tetapi, level tersebut 35 hingga 40 kali lebih rendah dibandingkan reaksi pada strain virus corona asli, dan mengalami pengurangan "signifikan" dibandingkan respons terhadap varian Beta dan Delta sebelumnya.

"Virus varian Omicron mampu menurunkan efektivitas dua dosis vaksin Covid-19, khususnya terhadap CoronaVac."

"Oleh karena itu, penerima vaksin Covid-19 atau bahkan pasien Covid-19 yang sembuh mungkin berisiko lebih tinggi mengalami infeksi ulang," kata para ilmuwan dalam sebuah pernyataan di situs web HKU.

"Masyarakat disarankan untuk mendapatkan dosis ketiga vaksin sesegera mungkin sambil menunggu generasi berikutnya dari vaksin yang lebih cocok," tulis mereka.

Temuan, yang hanya melihat satu aspek dari respon sistem kekebalan, menambah data baru yang menunjukkan dosis booster mungkin diperlukan untuk meningkatkan perlindungan vaksin terhadap strain Covid-19 baru.

Dokter puskesmas menyiapkan vaksin Covid-19 produk Sinovac untuk disuntikan kepada tenaga kesehatan (nakes) di Puskesmas Pelindung Hewan, Jalan Pelindung Hewan, Kota Bandung, Jumat (29/1/2021). Vaksinasi Covid-19 kedua untuk tenaga kesehatan sudah mulai dilaksanakan secara bertahap, namun masih banyak tenaga kesehatan yang baru menjalani penyuntikan dosis pertama karena hambatan terkait database dan aplikasi. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Dokter puskesmas menyiapkan vaksin Covid-19 produk Sinovac untuk disuntikan kepada tenaga kesehatan (nakes) di Puskesmas Pelindung Hewan, Jalan Pelindung Hewan, Kota Bandung, Jumat (29/1/2021). Vaksinasi Covid-19 kedua untuk tenaga kesehatan sudah mulai dilaksanakan secara bertahap, namun masih banyak tenaga kesehatan yang baru menjalani penyuntikan dosis pertama karena hambatan terkait database dan aplikasi. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Baca juga: Apa Itu Omicron? Varian Baru Virus Corona yang Sudah Terdeteksi di Indonesia

Baca juga: Studi di Turki: Vaksin Booster dengan Pfizer Menghasilkan Perlindungan Lebih Besar daripada Sinovac

Pfizer dan BioNTech pekan lalu mengumumkan studi laboratorium awal menunjukkan tiga dosis vaksin mereka dapat menetralkan varian Omicron, sementara dua dosis menunjukkan tingkat netralisasi yang berkurang secara signifikan.

Sebanyak 808 juta dosis vaksin CoronaVac dari Sinovac telah didistribusikan China ke seluruh dunia, menurut data Bridge Consulting yang berbasis di Beijing.

Jumlah ini tidak termasuk dosis vaksin yang diberikan di China.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas