Impor Ikan Tuna dari Indonesia ke Jepang Turun
Penurunan perdagangan iman tuna tercatat yang terendah dalam 20 tahun terakhir, termasuk era Pasar Tsukiji (Chuo-ku) sebelum relokasi.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pada tahun 2021, kedatangan tahunan ikan tuna segar yang diproduksi di luar Jepang dan diperdagangkan di Pasar Toyosu Tokyo (Daerah Koto), memiliki volume perdagangan tuna terbesar di Jepang. Angkanya sekitar 11.400 ekor ikan pada pertengahan Desember 2021.
Sedangkan impor ikan tuna dari Indonesia turun tajam.
Penurunan perdagangan ini tercatat yang terendah dalam 20 tahun terakhir, termasuk era Pasar Tsukiji (Chuo-ku) sebelum relokasi, dan telah turun menjadi kurang dari seperdelapan dari puncaknya pada sekitar tahun 2002.
"Penurunan ini terutama terlihat pada tuna mata besar mentah, yang impornya dari Indonesia dan Australia telah turun tajam. Dan jumlah tuna sirip biru dari berbagai bagian Mediterania dan Meksiko juga menurun secara signifikan," ungkap seorang importir tuna Jepang kepada Tribunnews.com, Sabtu (18/12/2021).
Mengenai faktor tersebut, juru bicara Maruha Nichiro, perusahaan perikanan besar yang kuat dalam impor ikan tuna, menjelaskan, "Karena kru tidak berkumpul akibat pandemi Covid-19, dan permintaan di pasar Eropa dan Amerika Utara yang ekonominya sedang pemulihan masih terus berkembang."
Importir lain menambahkan, "Negara asing dengan kenaikan upah dan memiliki harga transaksi tuna yang tinggi, dan Jepang tidak tertarik sebagai pembelinya. Tidak bisa untung besar kalau harga dasarnya jadi mahal."
Sejak musim gugur 2009, harga transaksi tuna sirip biru di Amerika Serikat dalam beberapa kasus, baik alami maupun budidaya, hampir 20 persen lebih tinggi daripada di Jepang.
Dikatakan bahwa "Jepang sekarang dalam kerugian yang cukup besar" karena biaya transportasi ke Amerika Serikat dan Eropa rendah (dibandingkan ke Jepang) untuk produk-produk dari Kanada dan Meksiko.
"Kami sudah tidak bisa menaikkan harga karena penampilan sushi murah di Jepang," ujarnya.
Melihat harga perdagangan Pasar Tsukiji dan Toyosu selama lima tahun terakhir, harga pasar tuna budidaya Meksiko sekitar 2.500 yen per kilogram, dan tuna mata besar Asia Tenggara sekitar 1.500 yen, dan harga pasar hampir tidak berubah.
Perwakilan penjualan Pasar Toyosu menyesalkan hal ini.
"Ini bukan suasana di mana Anda dapat menaikkan (harga transaksi) bahkan jika jumlahnya berkurang, karena maraknya sushi berputar (kaiten sushi) dengan harga murah yang membuat biaya pembelian turun dan sushi take-out dari pengecer massal," kata dia.
Selain harga jual yang rendah, kebiasaan bisnis Jepang dengan kualitas yang ketat juga menjadi faktor yang dijauhi dari area produksi luar negeri.