Impor Ikan Tuna dari Indonesia ke Jepang Turun
Penurunan perdagangan iman tuna tercatat yang terendah dalam 20 tahun terakhir, termasuk era Pasar Tsukiji (Chuo-ku) sebelum relokasi.
Editor: Dewi Agustina
Di pasar ikan Jepang, penurunan warna yang tidak kentara, sedikit memar, proses pembuangan darah yang buruk, dan lainnya, menjadi pemeriksaan yang sangat rinci.
Salah satu importir di Tokyo yang menangani tuna mata besar mengatakan, "Jika ada sedikit masalah, harganya akan turun menjadi rendah sekaligus."
Pedagang itu juga berurusan dengan Amerika Serikat dan Eropa, dan menekankan perbedaan dari Jepang.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Jepang Meningkat Lagi, Per 18 Desember Capai 202 Orang
"Pembeli barat santai dan tidak mengeluh tentang kualitas kecuali itu masalah besar. Ironisnya, tampaknya keterampilan penikmat yang dibudidayakan selama bertahun-tahun telah menjadi batu sandungan," ujarnya.
Berbeda dengan nasib kedatangan tuna dari luar negeri, kabar baik telah tiba untuk pasokan tuna dalam negeri.
Konferensi internasional baru saja memutuskan bahwa kuota untuk tuna sirip biru besar di Samudra Pasifik dan perairan lain di dekat Jepang akan ditingkatkan sebesar 15 persen mulai tahun depan.
Dan kuota untuk kapal penangkap ikan tuna beku yang beroperasi di Samudra Atlantik juga akan meningkat.
Karena produksi tuna budidaya dalam negeri juga berjalan lancar, satu-satunya solusi adalah meningkatkan tingkat swasembada tuna dalam negeri untuk mengisi lubang produksi luar negeri dan menjaga stabilitas pasokan.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.