Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rusia Veto Resolusi Gencatan Senjata Perang Saudara di Sudan, Apa Motifnya?

Rusia memveto resolusi PBB yang menyerukan gencatan senjata segera dalam perang antara pasukan Sudan.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Rusia Veto Resolusi Gencatan Senjata Perang Saudara di Sudan, Apa Motifnya?
AFP/-
Asap mengepul di atas gedung-gedung di Khartoum, saat kekerasan antara dua jenderal Sudan yang bersaing terus berlanjut, pada 17 Mei 2023. Khartoum kembali diguncang pertempuran pada 17 Mei, lebih dari sebulan menjadi perang brutal yang telah membuat "lebih dari separuh" negara yang sudah miskin membutuhkan bantuan, menurut PBB. (Photo by AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Rusia memveto resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin (18/11/2024) yang menyerukan gencatan senjata dalam konflik di Sudan serta pengiriman bantuan kemanusiaan kepada jutaan warganya.

Mengutip Newsweek, resolusi PBB tersebut disponsori bersama oleh Inggris dan Sierra Leone.

Meskipun resolusi itu mendapat dukungan luas dari anggota Dewan Keamanan PBB lainnya, Rusia, yang memiliki hak veto, memblokir resolusi tersebut.

Apa yang Terjadi di Sudan?

Saat ini, aksi kekerasan meningkat di Sudan.

Bentrok antara kelompok militer Sudan dan faksi paramiliter Sudan sebagian besar melanda ibu kota, Khartoum, dan wilayah Darfur yang bermasalah.

Konflik yang meletus sejak April 2023 itu telah menewaskan lebih dari 24.000 orang dan menyebabkan jutaan lainnya mengungsi.

Pejabat PBB telah berulang kali memperingatkan tentang bencana kelaparan yang mengancam karena pengiriman bantuan kemanusiaan terhambat.

Berita Rekomendasi

Minggu lalu, kepala politik PBB, Rosemary DiCarlo, menuduh sekutu pasukan Sudan yang bertikai melakukan pembantaian yang telah menewaskan ribuan orang.

Tentara tentara Sudan berdiri di dekat kendaraan mereka di jalan yang diblokir dengan batu bata di Khartoum pada 20 Mei 2023, saat kekerasan antara dua jenderal yang bersaing terus berlanjut. Pemimpin de facto Sudan Abdel Fattah al-Burhan memecat wakilnya yang menjadi saingannya Mohamed Hamdan Daglo, karena pasukan yang setia kepada para jenderal yang bertikai terus menekan pertempuran di Khartoum dan Darfur. (Photo by AFP)
Tentara tentara Sudan berdiri di dekat kendaraan mereka di jalan yang diblokir dengan batu bata di Khartoum pada 20 Mei 2023, saat kekerasan antara dua jenderal yang bersaing terus berlanjut. Pemimpin de facto Sudan Abdel Fattah al-Burhan memecat wakilnya yang menjadi saingannya Mohamed Hamdan Daglo, karena pasukan yang setia kepada para jenderal yang bertikai terus menekan pertempuran di Khartoum dan Darfur. (Photo by AFP) (AFP/-)

Bagaimana Tanggapan Internasional?

Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy, yang memimpin pertemuan PBB tersebut, mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB:

"Veto Rusia ini memalukan. Sementara Inggris bekerja dengan mitra Afrika untuk mengatasi krisis ini, Rusia memveto keinginan mereka."

AS juga turut memberikan tanggapan pada Senin, menyuarakan kekhawatiran tentang meningkatnya kekerasan di Sudan.

Baca juga: Dukung Sudan Tangani Krisis, BPOM RI Kirim Bantuan Farmasi dan Peningkatan Kapasitas

Presiden Joe Biden mendesak persatuan global selama pidatonya di KTT G20 di Brasil.

"Di Sudan, kita melihat salah satu krisis kemanusiaan paling serius di dunia, delapan juta orang di ambang kelaparan," katanya.

"Ini layak mendapat perhatian kolektif kita. Aktor eksternal harus berhenti mempersenjatai pihak-pihak yang bertikai."

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas