Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Video Pemagang China Mengenai Bento Yang Viral Timbulkan Kebencian Buat Jepang  

 Informasi tentang video ini diberikan kepada pihak Balai Kota Sendai pada tanggal 15 Desember 2024

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Video Pemagang China Mengenai Bento Yang Viral Timbulkan Kebencian Buat Jepang  
YouTube.
Video pemagang China memakan bahan bento di pabrik di Sendai Jepang dengan teks bahasa China yang memprovokasi orang Jepang. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sebuah video yang menunjukkan pabrik bento (makanan camilan) di Kota Sendai, Miyagi Jepang telah menjadi viral di media sosial dan menimbulkan kontroversi serta kebencian kepada pihak Jepang.

Pihak ketiga menambahkan keterangan atau narasi pada apa yang difilmkan dan diposting oleh seorang trainee magang teknis dari China, dan diubah untuk membenci Jepang.  

Selain sindiran kebencian kepada Jepang, kata "racun" juga digunakan dalam narasi video.

"Bukankah perlu meracuni orang-orang Jepang?" ungkap narasi video dari pemagang China tersebut.

 Informasi tentang video ini diberikan kepada pihak Balai Kota Sendai pada tanggal 15 Desember 2024.

Menurut penyelidikan pemda kota, orang yang mengambil video itu adalah seorang trainee magang teknis dari China. Penanggung jawab kota menjelaskan, "Pada pagi hari tanggal 17 Desember 2024, kami mengunjungi pabrik-pabrik ini dan tidak memiliki konfirmasi apa pun. Kami pergi ke lokasi tanpa menghubungi mereka secara langsung dan melakukan wawancara." 

Baca juga: Kopi Luwak Asal Indonesia Dipamerkan di Ajang Impor Internasional di Shanghai China

Berita Rekomendasi

Menurut wawancara, semua video tersebut difilmkan dan diposting di pabrik yang sama selama musim semi dan musim panas 2024.

Namun, video tersebut awalnya tidak berisi narasi apa pun. Seorang pejabat kota mengatakan, "Video yang menjadi sumber video itu diunggah tanpa menyertakan komentar yang mengganggu seperti 'Mengapa Anda tidak menaruh obat?' dan audio bahasa Cina." Karyawan tersebut menghapus video aslinya, tetapi telah menjadi viral di media sosial, dan pabrik meminta mereka untuk menghapusnya.

Apakah pihak ketiga menambahkan ticker atau narasi  

Beberapa video yang sama diposting di media sosial China. Sebagai perbandingan, dalam video yang telah beredar di Jepang tersebut, narasi berikut dilampirkan. (Video viral) Memegang pisau dengan terampil. Saya telah menggunakan dengan segala cara dengan baik.

Di sisi lain, tidak ada ticker atau narasi dalam video yang terlihat di media sosial China. Kemudian yang lain, melihat video lain, yang tersebar di Jepang memiliki ticker seperti "Tahu Mabo adalah favorit orang Jepang," sedangkan yang China memiliki keterangan yang mengatakan, "Karyawan Cina rukun tanpa berkelahi."

Dari sini, tampaknya narasi dan ticker ditambahkan oleh pihak ketiga, bukan trainee magang teknis yang merekam video aslinya.

"Upaya provokasi untuk menjelekkan Jepang," tambah pejabat tersebut lagi. 

Menurut pejabat Kota Sendai, kotak bento yang diproduksi dijual di Prefektur Miyagi dan beberapa prefektur di Tohoku, tetapi sejauh ini belum ada laporan bahaya kesehatan atau racun, dan kota telah meminta pabrik untuk membuat dan menyerahkan laporan.

Dalam video tersebut, ada komentar seperti "Saya merasa ngiler ketika saya melihat makanan lezat setiap hari di pabrik bento di Jepang",

"Tidak diperbolehkan di perusahaan Jepang apa pun yang terjadi, tetapi di sini tidak apa-apa jika Anda tidak memakannya secara terbuka di depan manajer pabrik", "Siapa yang bisa mengalahkan godaan? Pertama-tama, saya tidak mencurinya, saya hanya mencicipinya."

Pemagang yang bekerja di pabrik bento itu juga terlihat menyentuh makanan dengan tangan mereka.

Sementara itu bagi para pengusaha UKM Handicraft Indonesia dan pecinta Jepang   dapat bergabung gratis ke dalam whatsapp group Pecinta Jepang dan Handicraft dengan mengirimkan email ke: tkyjepang@gmail.com  Subject: WAG Pecinta Jepang/Handicraft. Tuliskan Nama dan alamat serta nomor whatsappnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas