Donald Trump Dihujat Pendukung Usai Ngaku Dapat Vaksin Booster
Mantan Presiden AS Donald Trump dihujat pendukungnya sendiri di Dallas, Texas usai mengaku mendapat suntikan vaksin Covid-19 dosis booster.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Presiden AS, Donald Trump dihujat pendukungnya sendiri di Dallas, Texas usai mengaku mendapat suntikan vaksin Covid-19 dosis booster.
Dilansir The Guardian, Trump mengungkapkan hal ini dalam acara wawancara The History Tour bersama mantan host di Fox News, Bill O'Reilly, pada Minggu kemarin.
"Baik presiden dan saya telah mendapatkan vaksin," kata O'Reilly, yang menarik beberapa ejekan dari penonton.
"Apakah Anda mendapatkan (dosis vaksin) booster?" tanya O'Reilly pada mantan presiden.
"Ya," jawab Trump.
Baca juga: Donald Trump Sebut Mantan PM Israel Benjamin Netanyahu Tak Pernah Berniat Damai dengan Palestina
Baca juga: Israel Laporkan Kematian Pertama Pasien dengan Varian Omicron
"Aku juga (dapat vaksin booster)," kata O'Reilly, menimbulkan lebih banyak cemoohan dari penonton.
"Jangan, jangan, jangan, jangan, jangan," kata Trump dalam video itu, tampaknya berusaha menenangkan ejekan itu.
"Tidak apa-apa, itu kelompok yang sangat kecil di sana," tambahnya.
Donald Trump sebelumnya menentang mandat vaksinasi Covid-19 dengan keras, namun dalam wawancara justru bersikap sebaliknya.
Meski begitu, Trump juga tidak mencoba mendorong pendukungnya untuk melakukan vaksinasi.
Trump mendapatkan vaksinasi secara pribadi, berbeda dengan pejabat AS lain seperti Mike Pence, Joe Biden, hingga Kamala Harris yang menampilkannya untuk mendorong masyarakat.
Selama menjabat, Presiden AS ke-45 ini dikenal kerap menentang rekomendasi kesehatan dari pemerintahannya sendiri.
Dia juga sempat mendorong penggunaan obat-obatan yang tidak terbukti efektif untuk mengobati Covid-19 hingga memprioritaskan ekonomi dibanding penanganan wabah.
Dalam sebuah wawancara Wall Street Journal pada September lalu, Trump mengatakan mungkin tidak akan mendapatkan vaksin booster.
Pemerintah AS mendorong masyarakat untuk mendapatkan dosis booster sebagai penguat vaksin Covid-19.
Amerika Serikat saat ini dilanda lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron.
Bahkan varian baru dengan tingkat penularan tinggi ini diprediksi akan menggeser varian Delta sebagai varian dominan di negeri Paman Sam.
Menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), orang yang tidak divaksinasi berisiko 10 kali lebih mungkin terpapar Covid-19 dibanding orang yang divaksinasi penuh dan mendapat booster.
Data CDC hingga Oktober menunjukkan, kesenjangan risiko antara orang yang tidak divaksinasi dan mereka yang diberi booster bahkan lebih besar daripada antara orang yang tidak divaksinasi dan mereka yang divaksinasi penuh dengan seri awal mereka.
Orang yang tidak divaksinasi menghadapi risiko lima kali lebih besar terpapar Covid-19.
Baca juga: Joki Vaksin Covid di Pinrang Disuntik 16 Kali, Apa Dampaknya Pada Tubuh? Ini Penjelasan Komnas KIPI
Baca juga: Update Omicron di Indonesia: Jumlah Kasus Positif Jadi 5 Orang, PPKM Kembali Dilanjutkan
Selain itu, risiko kematian akibat Covid-19, 14 kali lebih besar daripada orang yang divaksinasi penuh.
Amerika Serikat unggul dalam jumlah kasus Covid-19 secara global.
Hingga Rabu (22/12/2021), tercatat ada 52,2 juta kasus virus corona di negara ini.
Sebanyak 830.990 kematian dilaporkan, juga menjadi yang terbanyak di antara negara lain.
Sementara itu ada 40,8 juta pasien yang berhasil sembuh.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)