Kelompok Sayap Kanan Hindu India Hancurkan Patung Yesus dan Sinterklas saat Natal
Kelompok sayap kanan Hindu di India melakukan serangkaian serangan terhadap komunitas Kristen selama perayaan Natal tahun ini.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
![Kelompok Sayap Kanan Hindu India Hancurkan Patung Yesus dan Sinterklas saat Natal](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/potret-perdana-menteri-india-narendra-modi.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Kelompok sayap kanan Hindu di India melakukan serangkaian serangan terhadap komunitas Kristen, dengan cara menghancurkan patung Yesus hingga Sinterklas saat perayaan Natal.
Dilansir The Guardian, beberapa acara Natal tahun ini menjadi sasaran penyerangan kelompok sayap kanan Hindu.
Mereka melancarkan kekerasan karena menuduh perayaan Natal merupakan cara untuk memaksa orang Hindu pindah agama.
Penganut Kristen merupakan minoritas di India, hanya 2% dari keseluruhan populasi di negara ini.
Sebenarnya, kekerasan terhadap umat Kristiani di India kerap terjadi setiap Natal.
![Banjir di dekat Rampur di negara bagian Uttar Pradesh India pada 20 Oktober 2021, jumlah korban tewas akibat banjir dan tanah longsor di India dan Nepal melewati angka 100.](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/banjir-di-dekat-rampur-di-negara-bagian-uttar-pradesh-india-pada-20-oktober-2021.jpg)
Baca juga: Penyusup Kastil Windsor Ingin Bunuh Ratu Elizabeth II Sebagai Balas Dendam Kasus di India 1919
Baca juga: Meski Vaksinasi Belum Rata, India akan Berikan Suntikan Booster pada Petugas Kesehatan dan Lansia
Namun tahun ini jumlahnya meningkat.
Di Agra, negara bagian Uttar Pradesh, kelompok Hindu sayap kanan membakar patung Sinterklas di luar sekolah pimpinan misionaris.
Mereka juga menuduh misionaris Kristen menggunakan perayaan Natal untuk memikat orang masuk ke agamanya.
"Ketika Desember datang, para misionaris Kristen menjadi aktif atas nama Natal, Sinterklas dan Tahun Baru. Mereka memikat anak-anak dengan membuat Sinterklas membagikan hadiah kepada mereka dan menarik mereka ke agama Kristen," kata sekretaris jenderal regional Bajrang Dal Ajju Chauhan, salah satu kelompok sayap kanan Hindu yang memimpin protes.
Sementara itu di Assam, dua pengunjuk rasa dengan saffron, warna khas nasionalisme Hindu, memasuki gereja Presbiterian pada malam Natal dan mengganggu ibadah serta menuntut semua umat Hindu meninggalkan gedung.
"Biarkan hanya orang Kristen yang merayakan Natal," kata salah satu pria, dalam sebuah video yang viral.
"Kami menentang anak laki-laki dan perempuan Hindu yang berpartisipasi dalam acara Natal, itu melukai perasaan kami. Mereka berdandan di gereja dan semua orang menyanyikan Merry Christmas. Bagaimana agama kita akan bertahan?" tambahnya.
Polisi kemudian menangkap kedua pria dalam video itu.
Hal yang sama juga terjadi di negara bagian Haryana, tepat saat malam Natal.
Kelompok sayap kanan Hindu menyerang sebuah sekolah dan meneriakkan slogan keagamaan.
Mereka menuding rangkaian acara Natal, seperti nyanyian, tarian, dan Alkitab digunakan untuk mempengaruhi orang agar berpindah keyakinan.
Di negara bagian yang sama, sehari setelah Natal, sebuah patung Yesus dirobohkan dan sebuah gereja di Ambala dirusak pada dini hari.
Sebuah acara Natal yang diadakan setiap tahun di Matridham Ashram di Uttar Pradesh juga menjadi sasaran kelompok Hindu, yang berdiri di luar meneriakkan slogan-slogan provokatif.
Serangkaian serangan Natal ini adalah insiden terbaru dari intoleransi terhadap agama minoritas, seperti Kristen dan Islam, di India.
Sejak BJP berkuasa pada tahun 2014 di pemerintahan, serangan terhadap orang Kristen meningkat.
![Para Pendukung Partai Kongres meneriakkan slogan-slogan ketika mereka membakar patung Perdana Menteri India Narendra Modi selama demonstrasi untuk memprotes kekerasan yang terjadi di New Delhi, di Amritsar pada 26 Februari 2020. Polisi anti huru-hara berpatroli di jalan-jalan ibukota India pada Februari 26 dan pemimpin kota menyerukan jam malam setelah pertempuran antara umat Hindu dan Muslim yang merenggut sedikitnya 20 nyawa. NARINDER NANU/AFP.](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/kerusuhan-india-83.jpg)
Baca juga: Ketentuan dan Syarat Naik Pesawat Selama Libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022
Baca juga: Pasangan Suami Istri di NTT Dibacok Tetangga yang Datang Ucapkan Selamat Natal
Dalam beberapa pekan terakhir, terjadi penyerangan meliputi pembakaran kitab suci hingga di sekolah-sekolah Kristen.
Di negara bagian Chhattisgarh, beberapa pendeta diserang dan banyak kebaktian gereja harus dilakukan secara rahasia demi keamanan.
Menurut sebuah laporan oleh organisasi Persecution Relief, kejahatan terhadap orang Kristen meningkat 60% dari 2016 hingga 2019.
Sementara itu, sebuah laporan yang dirilis pada Oktober mengatakan ada lebih dari 300 serangan yang didokumentasikan terhadap orang-orang Kristen di seluruh India dalam sembilan bulan pertama tahun 2021.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.