Kim Jong Un Mengaku Krisis Pangan Terjadi di Korea Utara: Kondisi yang Tidak Menguntungkan Tahun Ini
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, mengaku negaranya kini mengalami krisis pangan, sebut sebagai kondisi tak menguntungkan.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Daryono
Di bulan yang sama, FAO memperkirakan Korea Utara kekurangan sekitar 860 ribu ton makanan - yang cukup untuk persediaan lebih dari dua bulan.
Pada Sabtu, KCNA juga melaporkan pengakuan Kim tentang "kondisi yang tidak menguntungkan tahun ini" dan keinginannya untuk "meningkatkan produksi pertanian dan sepenuhnya memecahkan masalah pangan negara".
Baca juga: Menlu Hayashi Berharap Indonesia Bisa Membantu Memulangkan Warga Jepang Korban Penculikan Korut
Baca juga: PM Fumio Kishida Menyesal Korban Penculikan Korut tidak Kembali ke Jepang Sejak 2002
Minta 1,2 Juta Tentara Bertaruh Nyawa
Sebelum mengakhiri pertemuan Partai Pekerja Korea, Kim Jong Un mmeinta agar 1,2 juta tentara negaranya siap bertaruh nyawa demi dirinya.
Hal ini disampaikan Media Korea Utara, Rodong Sinmun, lewat sebuah editorial panjang, saat negara itu merayakan 10 tahun kenaikan Kim menjadi panglima tertinggi militer.
Dikatakan, komandan militer dan tentara Korea Utara harus menjadi "benteng yang tak tertembus dan dinding antipeluru dalam membela Kim dengan mempertaruhkan nyawa mereka."
Mengutip Yahoo News, Korea Utara juga menyerukan untuk membangun militer yang lebih modern dan maju, yang berfungsi sebagai "penjaga yang dapat diandalkan dari negara dan rakyat kita."
Editorial itu juga mengatakan semua pasukan dan rakyat Korea Utara harus menjunjung tinggi kepemimpinan Kim untuk mendirikan negara sosialis yang kuat.
Korea Utara sebelumnya telah mengeluarkan pernyataan propaganda serupa yang mendesak orang-orang untuk bersatu membela Kim di saat-saat sulit.
Beberapa ahli mengatakan Kim telah bergulat dengan momen terberat dari 10 tahun pemerintahannya, karena pandemi Covid-19, sanksi PBB, dan kesalahannya sendiri.
Sempat Larang Warga Bahagia selama 11 Hari
Kim Jong Un menerapkan peraturan terkait peringatan 10 tahun kematian ayahnya, Kim Jong il, pada pertengahan Desember 2021.
Baca juga: Uji Coba Roket Korsel Picu Perlombaan Senjata dengan Korut
Baca juga: Kecam Aliansi Indo-Pasifik AS, Korut Akan Balas Jika Berdampak Pada Keamanannya
Menurut pengakuan rakyat melalui Radio Free Asia, semua aktivitas yang berkaitan dengan bersenang-senang dilarang oleh pemerintah Korea Utara selama periode berkabung, dikutip dari hindustantimes.com.
Aktivitas tersebut meliputi pesta miras, berbelanja, dan tertawa.