Pertama Kali Ibu Hamil Terdeteksi Florona, Infeksi Gabungan Covid-19 & Influenza, Terjadi di Israel
Israel baru-baru ini mendeteksi kasus pertama 'florona', sebuah infeksi gabungan Covid-19 dan influenza.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Israel baru-baru ini mendeteksi kasus pertama Florona, sebuah infeksi gabungan Covid-19 dan influenza.
Kabar tersebut pertama kali mengudara lewat cuitan Twitter Arab News, sebuah surat kabar harian berbahasa Inggris Saudi.
Dalam laporan tersebut menyatakan bahwa kasus pertama terdeteksi pada wanita hamil yang dirawat di rumah sakit saat akan melahirkan.
Diketahui wanita itu tidak divaksinasi virus corona.
Lantas apa itu Florona?
Florona adalah infeksi gabungan dari coronavirus dan flu, dikutip dari deccanherald.com.
Florona bukan varian baru dari Covid-19, namun merupakan infeksi ganda.
Sampai saat ini, tidak ada definisi yang tepat dari Florona, dikatakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Tetapi dikatakan bahwa adanya kemungkinan seseorang terinfeksi kedua penyakit tersebut pada saat yang sama.
"Cara paling efektif untuk mencegah terinfeksi Florona yang parah hingga di rawat di rumah sakit adalah vaksinasi,” kata WHO.
Baca juga: Laksana Angkat Suara Soal Pengembangan Vaksin Merah Putih Setelah Lembaga Eijkman Dilebur ke BRIN
Baca juga: Eijkman Dilebur ke BRIN, PKS: Pemerintah Jangan Gegabah, Riset Vaksin Merah Putih Bisa Mandek
Baca juga: Warga Rusia yang Telah Mendapatkan Vaksin Sputnik V Kini Diizinkan Masuk Arab Saudi
Diketahui, Penyedia kesehatan nasional Israel mulai memberikan suntikan vaksin covid-19 keempat pada hari Jumat (31/12/2021) lalu.
Hal itu diberikan kepada individu dengan sistem kekebalan yang terganggu.
Dikutip dari NDTV, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Nachman Ash mengizinkan booster untuk orang yang memiliki masalah akan kekebalan tubuh.
Hal tersebut juga dilakukan guna menghalau gelombang infeksi Omicron.
Diketahui gelombang omicron terjadi selama setidaknya empat bulan sejak suntikan vaksin covid-19 ketiga mereka.
Pada Jumat pagi, Ash juga menyetujui vaksin untuk pasien lanjut usia di fasilitas geriatri.
Kementerian mengatakan, ini dilakukan karena kekhawatiran wabah di fasilitas tersebut.
"Juga risiko terhadap kesehatan dan kehidupan penduduk," ujar sebuah laporan.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.