Militan Houthi Yaman Sita Kapal UEA, Diduga Bawa Persediaan Militer
Militan Houthi Yaman mengatakan telah menyita sebuah kapal berbendera Uni Emirat Arab (UEA) di Laut Merah.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Inza Maliana
TRIBUNNEWS.COM - Militan Houthi Yaman mengatakan telah menyita sebuah kapal berbendera Uni Emirat Arab (UEA) di Laut Merah.
Houthi menuduh bahwa kapal tersebut membawa "persediaan militer" setelah koalisi pimpinan Saudi mengklaim kelompok bersenjata itu melakukan "pembajakan".
"Kapal itu memasuki perairan Yaman tanpa izin di lepas pantai Hodeidah dan melakukan 'tindakan permusuhan'," kata Juru bicara militer Houthi, Yahia Saree di Twitter, Senin (3/1/2022).
Melansir Al Jazeera, perebutan Rwabee menandai serangan terbaru di Laut Merah, rute penting untuk perdagangan internasional dan pengiriman energi.
Baca juga: Koalisi Pimpinan Saudi Serang Kamp Militan Houthi di Ibu Kota Sanaa
Baca juga: Pasukan Saudi Cegat dan Hancurkan Drone Bunuh Diri Houthi Yaman
Sebuah pernyataan dari koalisi pimpinan Saudi, yang disiarkan oleh media pemerintah di kerajaan, mengakui serangan itu.
Dikatakan bahwa Houthi telah melakukan tindakan “pembajakan bersenjata” yang melibatkan kapal tersebut.
Koalisi menegaskan kapal itu membawa peralatan medis dari rumah sakit lapangan Saudi yang dibongkar di Pulau Socotra yang jauh.
“Milisi Houthi harus segera melepaskan kapal, jika tidak pasukan koalisi akan mengambil semua tindakan dan prosedur yang diperlukan untuk menangani pelanggaran ini, termasuk penggunaan kekuatan,” kata Brigadir Jenderal Turki Al-Malki dalam sebuah pernyataan, Senin.
Baca juga: PBB Jatuhkan Sanksi kepada 3 Militan Houthi atas Serangan Marib dan Arab Saudi
Baca juga: AS Jual Rudal US$ 650 Juta ke Arab Saudi, Upaya Mencegat Serangan Udara Houthi
Pada tahun 2016, kapal Emirat SWIFT-1, yang telah berlayar bolak-balik di Laut Merah antara pangkalan pasukan Emirat di Eritrea dan Yaman, diserang oleh pasukan Houthi.
Pemerintah Emirat menegaskan bahwa SWIFT-1 membawa bantuan kemanusiaan.
Pakar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kemudian mengatakan tentang klaim bahwa mereka "tidak yakin akan kebenarannya".
Yaman jatuh ke dalam kekacauan pada tahun 2014 ketika pemberontak Houthi menguasai ibu kota Sanaa.
Baca juga: Dua Rudal Pasukan Houthi Hantam Target di Provinsi Marib Yaman
Baca juga: Profesor di Yaman Ditembak Mati saat Berjalan, Sempat Kritik Kelompok Houthi di Medsos
Koalisi, yang dipimpin oleh Arab Saudi, melakukan intervensi pada 2015 untuk mendukung pemerintah.
Selama konflik, yang telah menewaskan puluhan ribu dan mendorong Yaman ke ambang kelaparan, koalisi yang dipimpin Saudi telah meluncurkan ribuan serangan udara di dalam Yaman yang juga menghantam pasar, sekolah dan rumah sakit.
Pasukan Houthi secara teratur mengirim drone dan menembakkan rudal ke kota-kota Arab Saudi.
Sekitar empat juta orang telah mengungsi selama pertempuran.
Pada bulan eptember, Program Pangan Dunia memperingatkan bahwa 16 juta orang Yaman “berbaris menuju kelaparan”.
Berita lain terkait Houthi
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)