AS Tangkap Tersangka Kasus Pembunuhan Presiden Haiti, Jovenel Moise
Amerika Serikat (AS) menangkap tersangka kasus pembunuhan Presiden Haiti, Jovenel Moïse. Mario Palacios ditangkap di sebuah bandara di Panama.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Whiesa Daniswara
Seorang hakim investigasi mengatakan dua warga Amerika Haiti telah memberi tahu para interogator bahwa mereka telah dipekerjakan sebagai penerjemah di internet.
Keduanya mengatakan bahwa mereka tidak tahu ada rencana untuk membunuh presiden tetapi percaya bahwa mereka akan bertindak sebagai penerjemah ketika dia ditangkap.
Bahasa resmi Haiti adalah Kreol dan Prancis, sedangkan tersangka Kolombia berbicara bahasa Spanyol.
Salah satu warga Amerika Haiti mengatakan dia telah diberikan surat perintah penangkapan untuk presiden.
Sebagian besar tahanan Kolombia telah diidentifikasi sebagai mantan tentara, termasuk seorang letnan kolonel.
Polisi Haiti mengarak mereka di depan media.
Kemudian polisi Haiti mengumumkan pada 11 Juli 2021 bahwa mereka telah menangkap seorang "tersangka utama" dalam pembunuhan presiden.
Kepala polisi Léon Charles menuduh bahwa warga negara Haiti, Christian Emmanuel Sanon telah menyewa 26 dari 28 regu pembunuh melalui sebuah perusahaan yang berbasis di Miami bernama CTU, yang dijalankan oleh warga negara Venezuela Tony Intriago.
Charles mengatakan, Sanon adalah "orang pertama" yang salah satu tersangka Kolombia telah menelepon ketika polisi mengepung mereka.
Baca juga: Berita Foto : Truk BBM Meledak di Haiti Tewaskan Puluhan Orang
Baca juga: Penculikan 17 Misionaris di Haiti, Anggota Geng Minta Tebusan Rp 14 Miliar per Kepala
Dia menambahkan bahwa dokter berusia 63 tahun, yang tinggal di Florida, telah tiba di Haiti dengan jet pribadi pada awal Juni dengan "motif politik".
Charles mengatakan bahwa polisi telah menemukan senjata, amunisi dan topi Drug Enforcement Administration miliknya.
Kepala polisi menyarankan bahwa orang Kolombia mungkin telah ditipu oleh Sanon, yang berencana untuk menjadi presiden Haiti.
"Misi awal yang diberikan kepada para penyerang ini adalah untuk melindungi individu bernama Emmanuel Sanon, tetapi setelah itu misinya berubah," katanya.
Secara total, 44 orang telah ditangkap sehubungan dengan penyelidikan pembunuhan Moïse dan sejumlah lainnya sedang dicari.
Salah satu dari mereka yang buron adalah Joseph Felix Badio, mantan pejabat di unit antikorupsi kementerian kehakiman.
(Tribunnews.com/Yurika)