Sekretaris Kabinet Jepang Kritik Keras Peluncuran Peluru Kendali Korea Utara
Perdana Menteri Fumio Kishida sedang mempertimbangkan dengan jelas untuk menyatakan bahwa ia memiliki kemampuan untuk menyerang pangkalan musuh.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Ketua Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno mengkritik keras peluncuran peluru kendali Korea Utara (Korut) di awal tahun 2022 pada Rabu (5/1/2022) kemarin.
Diketahui sepanjang tahun 2021 sebanyak 6 rudal telah ditembakkan Korut.
"Ini jelas masalah serius bagi seluruh komunitas internasional. Tidak bisa diterima dan sangat disayangkan sekali," Hirokazu Matsuno.
Militer AS mengumumkan bahwa itu adalah "rudal balistik," dan militer Korea Selatan mengumumkan bahwa Korut akan meluncurkan satu tembakan, tetapi pemerintah Jepang tidak mengungkapkan informasi seperti jumlah, jenis, dan ketinggian rudal.
Kementerian Pertahanan mengatakan sedang "menganalisis dengan cermat" (eksekutif), termasuk kemungkinan rudal balistik dengan orbit tidak teratur yang sulit dicegat.
Pada akhir September 2021 lalu, Korea Utara mengumumkan bahwa mereka telah berhasil meluncurkan rudal hipersonik, dan menyatakan bahwa mereka telah menambahkan senjata yang penting secara strategis.
Senjata yang menurut otoritas Korea Utara memiliki nilai "strategis" biasanya dimaksudkan untuk membawa hulu ledak nuklir.
Tahun 2022 ini, Korea Utara akan merayakan ulang tahun ke-80 kelahiran Kim Jong Il, ayah dari pendiri Partai Buruh Korea, dan peringatan 110 tahun kelahiran kakeknya Kim Il Sung.
Ada juga pandangan dari dalam pemerintah Jepang bahwa "pada awal tahun pencapaian, ada tujuan untuk mempromosikan pengembangan rudal di dalam dan luar negeri."
Perdana Menteri Fumio Kishida sedang mempertimbangkan dengan jelas untuk menyatakan bahwa ia memiliki kemampuan untuk menyerang pangkalan musuh dalam "Strategi Keamanan Nasional", yang merupakan pedoman dasar untuk kebijakan keamanan yang akan ditinjau pada akhir tahun ini.
Partai Demokrat Liberal akan memulai diskusi di dalam partai pada pertengahan bulan Januari ini, dan akan menyusun rekomendasi partai pada akhir Mei 2022, yang bertujuan untuk mencerminkannya dalam strategi keamanan baru.
"Kami akan mempertimbangkan semua opsi, termasuk memiliki kemampuan untuk menyerang pangkalan musuh, dan bekerja untuk secara drastis memperkuat kemampuan pertahanan kami," kata Menteri Pertahanan Jepang, Nobuo Kishi kepada wartawan, kemarin.
Baca juga: Korea Utara Akui Telah Luncurkan Rudal Hipersonik
Pemerintah Korea mengadakan rapat Komite Tetap Dewan Keamanan Nasional (NSC) di Cheong Wa Dae pada tanggal 5 Januari untuk membahas tanggapan tersebut.
Menurut seorang pejabat Kementerian Pertahanan Korea Selatan, tentara Korea Utara saat ini sedang menjalani pelatihan musim dingin, dan ada pandangan bahwa peluncuran ini juga merupakan bagian dari pelatihan.
Kali ini tepat sebelum pembukaan Olimpiade Musim Dingin Beijing, yang dianggap sangat penting oleh pemerintahan Xi Jinping di Tiongkok sebagai acara besar tahun ini.
"Jika Korea Utara menjadi sangat gugup, itu dapat menyebabkan serangan balasan dari China. Ada kemungkinan besar peningkatan kinerja dan pelatihan senjata roket berdiameter besar dan rudal taktis jarak pendek," ungkap Profesor Kim Dong-yeop dari Institut untuk Masalah Timur Jauh, Universitas Gyeongnam.
"Kami sedang melakukan pendekatan diplomatik," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan kemarin, menuduh "peluncuran rudal balistik melanggar sejumlah resolusi Dewan Keamanan PBB."
Dia menekankan dan meminta Korea Utara untuk menanggapi dialog tersebut.
Peluncuran rudal Korut sempat mencapai 25 kali di tahun 2019, jumlah ini merupakan yang terbanyak sejak pertama kali diluncurkan tahun 1993.
Tahun 2016 sebanyak 23 kali dan tahun 2017 sebanyak 17 kali.
Dua tahun itu (2016-2017) sebanyak 40 kali peluncuran rudal Korut dapat sorotan besar pihak Jepang saat itu.
Sejak 2012 sampai dengan saat ini sedikitnya 95 kali peluncuran rudal telah dilakukan pihak Korut.
Rabu (5/1/2022) kemarin penembakan sejauh target yang ditetapkan 700 kilometer berada di luar ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) di luar batas negara Jepang.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.