Orang yang lewat mengambil gambar mobil pemadam kebakaran yang terbakar di pusat Almaty pada 7 Januari 2022, setelah kerusuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya di negara Asia Tengah karena kenaikan harga energi. - Presiden Kazakhstan telah menolak pada 7 Januari 2022, menyerukan pembicaraan dengan pengunjuk rasa setelah berhari-hari kerusuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya, bersumpah untuk menghancurkan "bandit bersenjata" dan mengizinkan pasukannya untuk menembak mati tanpa peringatan. Dia mengatakan sebelumnya bahwa ketertiban sebagian besar telah dipulihkan di seluruh negeri, setelah protes minggu ini atas harga bahan bakar meningkat menjadi kekerasan yang meluas, terutama di kota utama Almaty. (Photo by Alexandr BOGDANOV / AFP)
TRIBUNNEWS.COM, KAZAKHSTAN - Kota terbesar Kazakhstan, Almaty terlihat porak poranda dimana gedung dan kendaraan terbakar akibat kerusuhan berdarah selama berhari-hari.
Dilaporkan sebanyak 164 orang tewas dalam kerusuhan yang terjadi selama sepekan terkahir. Jumlah korban tewas merupakan peningkatan signifikan dari sebelumnya. Belum diketahui jumlah tersebut hanya warga sipil atau aparat juga termasuk.
Sebelumnya, pemerintah setempat menyatakan 26 pengunjuk rasa dan 16 petugas keamanan tewas dalam kerusuhan yang terjadi.
Kazakhstan berada dalam kekacauan usai ribuan orang turun ke jalan. Pemerintah sempat menurunkan harga LPG, namun para pedemo tak puas dengan penurunan harga tersebut.
Tuntutan mereka meluas. Mulai dari kekecewaan terhadap pemerintah karena dianggap otoriter, marak korupsi, hingga kesenjangan sosial-ekonomi.
Untuk mengatasi kekacauan pemerintah Kazakhstan meminta bantuan kepada aliansi militer Rusia untuk mengirim pasukan.